LONDON - Sebuah studi yang diterbitkan oleh Nature Communications, pada Selasa (12/12), menyebutkan kucing memakan lebih dari 2.000 spesies satwa liar di seluruh dunia, termasuk ratusan spesies yang menjadi perhatian konservasi.

Dikutip dari The Straits Times, ini merupakan penelitian pertama yang mengukur apa yang dimakan kucing dalam skala global.

Kucing diketahui memakan 981 spesies burung, 463 reptil, dan 431 mamalia, menurut makalah Desember. Mereka juga ditemukan mengonsumsi 119 spesies serangga dan 57 amfibi.

Para peneliti mengatakan apa yang dimakan kucing berdampak signifikan terhadap satwa liar. "Kucing sebagai salah satu spesies invasif yang paling bermasalah di dunia," katanya.

Sekitar 350 atau 17 persen, dari spesies yang diuraikan dalam makalah ini merupakan spesies yang menjadi perhatian konservasi, kata para peneliti.

Spesies ini terdaftar sebagai hampir terancam, terancam atau punah dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah dari Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam.

"Di antara 347 spesies yang menjadi perhatian konservasi, burung merupakan spesies dengan jumlah terbesar di semua kategori, diikuti oleh mamalia dan reptil," kata para peneliti.

"Salah satu atribut yang memungkinkan kucing menjadi penyerbu yang sukses adalah pola makan mereka yang bersifat umum."

Ratusan Penelitian

Para ilmuwan, yang angkanya didasarkan pada ratusan penelitian yang ada, mengatakan mereka yakin perkiraan akhir akan lebih tinggi, seiring dengan semakin banyaknya penelitian yang dilakukan.

"Meskipun penelitian mengenai pola makan kucing tersebar secara global, sebagian besar berasal dari Australia dan Amerika Utara, sedangkan Afrika, sebagian Eurasia, dan Amerika Selatan kurang terwakili," kata mereka.

"Dengan demikian, ada kemungkinan besar bahwa ketika penelitian dilakukan di lokasi yang kurang terwakili dan di pulau-pulau yang belum dievaluasi, akan ada lebih banyak spesies yang menjadi perhatian konservasi yang akan ditambahkan ke dalam daftar kami."

Menurut para peneliti, kucing adalah salah satu spesies yang paling banyak tersebar di planet ini, dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika dan telah menyebar ke ratusan pulau.

Singapura melancarkan perang terhadap tumbuhan dan spesies hewan invasif yang menimbulkan kerugian bagi kota-kota di seluruh dunia.

Dampaknya lebih besar di pulau-pulau, tempat mereka memakan spesies yang menjadi perhatian konservasi tiga kali lebih banyak dibandingkan di benua. Mereka juga diketahui memakan spesies yang kini telah punah, sehingga menimbulkan kekhawatiran di beberapa komunitas.

Menurut surat kabar Independent Inggris, di Walldorf, Jerman barat daya, misalnya, pihak berwenang mengeluarkan perintah pada tahun 2022 bagi pemilik kucing untuk memelihara hewan peliharaan mereka di dalam rumah. Langkah ini untuk melindungi burung langka selama musim kawinnya.

Menurut majalah The New Yorker, apa yang disebut dengan lockdown atau penguncian ini berlaku selama tiga bulan hingga akhir Agustus 2022. Tindakan ini diperkirakan akan diulang setiap tahun hingga tahun 2025.

Di Australia, kucing diperkirakan membunuh lebih dari 300 juta hewan setiap tahunnya, lapor surat kabar The Guardian. Akibatnya, ada seruan untuk menahan mereka di dalam rumah.

Baca Juga: