Sebelum dilakukan perubahan status dari Cagar Alam Mutis Timau menjadi Taman Nasional Mutis Timau.
Sebelum dilakukan perubahan status dari Cagar Alam Mutis Timau menjadi Taman Nasional Mutis Timau, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengadakan ekspedisi bersama dengan mahasiswa/i perguruan tinggi di NTT dan Yogyakarta.Tim berhasil menemukan sejumlah kekayaan beragam jenis flora dan fauna khas Pulau Timor yang perlu dilindungi.
Di Cagar Alam Mutis Timau sebagai kawasan konservasi yang cukup penting di pulau Timor dengan luas 12 ribu hektar, yang di dalamnya menyimpan banyak flora dan fauna. Salah satu yang menonjol dari Cagar Alam Mutis kuskus dan burung paruh bengkok khas pulau Timor. Fauna-fauna ini termasuk fauna yang harus dilindungi.
Eko Pujiono Peneliti Madya pada Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dalam tulisannya di Forest Digest menyebutkan selain menyimpan berbagai flora dan fauna, Taman Nasional Mutis memiliki berbagai spot wisata utama yang menjadi incaran wisatawan.
Di kawasan tersebut ada hutan bonsai berupa tanaman ampupu kerdil yang tumbuh di sekitar jalan utama yang membelah kawasan cagar alam Mutis Timau. Hutan yang ditumbuhi pohon ampupu ini berada di Desa Fatumnasi, Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Bagi masyarakat Dawan, suku asli yang mendiami daerah Fatumnasi, hutan bonsai itu disebut dengan nama akuna. Kegiatan wisata di hutan bonsai adalah mengetahui seluk beluk tumbuhan ampupu dan jalan-jalan dan kegiatan berfoto.
Hutan yang berada pada ketinggian rata-rata 1.480 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini juga memiliki pemandangan eksotis berupa perbukitan marmer. Di sini hutan bonsai berpadu dengan padang rumput hijau tempat satwa kuda, sapi, dan rusa timor yang terancam punah mencari makan.
Spot wisata lain di Taman Nasional Mutis Timau adalah Padang Lelofui. Tempat ini berupa sabana dengan luas 50 hektar yang dikelilingi oleh tegakan pohon ampupu. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan di sini adalah camping. Dari sini wisatawan dapat melakukan pendakian Gunung Mutis dengan tinggi puncak 2.427 mdpl untuk menikmati pemandangan matahari terbit dan terbenam.
Salah satu yang membuat wisatawan betah adalah udara di Taman Nasional Mutis Timau sangat sejuk dan bersih. Pepohonannya sangat terjaga yang dapat memberikan oksigen yang cukup baik bagi masyarakat sekitar.
Meski berada di Pulau Timur sumber mata air di Taman Nasional Mutis Timau sangat melimpah. Pasalnya curah hujannya cukup tinggi sehingga mampu menjadi sumber air bagi masyarakat yang mendiami kawasan di bawahnya.
Aktivitas wisata yang di Padang Lelofui pada umumnya camping, sementara untuk kegiatan wisata di hutan Bonsai sebatas foto-foto dan jalan-jalan. Selain itu, para pecinta alam biasanya menyukai kegiatan tracking dan mendaki puncak Gunung Mutis.
Status taman nasional merupakan harapan masyarakat agar mereka mendapatkan manfaat dari kegiatan ekowisata. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah memiliki 10 cara baru pengelolaan kawasan konservasi dengan konsep 5A. pertama attractions (daya tarik), accessibility (aksesibilitas), amenities (fasilitas), available packages (paket perjalanan), dan activities (kegiatan).
Konsep pengelolaan kawasan konservasi ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah serta tetap menjaga kelestarian kawasan hutan Gunung Mutis. hay/I-1