Dari begitu banyak negara, mengapa Paus Fansiskus memilih untuk berkunjung ke negeri porak poranda akibat perang saudara, Irak? Jumlah umat Katoliknya juga tidak seberapa.

Orang Katolik Irak kurang lebih hanya 300.000 dari total penduduk sekitar 37 juta. Ada 17 keuskupan di Irak, kebanyakan umat adalah Katolik Kaldea. Serangan, pengejaran, pembunuhan, dan penganiayaan ISIS (negara Islam yang berbasis di Irak dan Suriah) telah mengakibatkan orang Katolik dan Kristen menipis. Bahkan gereja-gereja, katedral, dan rumah-rumah mereka dihancurkan serta dijarah.

Pada tahun 2019, Uskup Agung Erbil, di Kurdistan memperingatkan bahwa Katolik dan Kristen secara umum terancam punah di Irak karena penganiayaan yang terus-menerus dari kelompok-kelompok Islam militan seperti Daesh.

Untuk memperkuat orang Katolik Irak yang putus asa itulah Paus memilih ke Irak daripada ke negara lain.

Tak heran, Paus Fransiskus mendesak pemerintah Irak untuk merangkul minoritas Kristen. Ia juga mengajak masyarakat memulai kembali kehidupan dan menyerahkan kepada generasi mendatang dunia yang lebih baik, adil, dan manusiawi.

Pada Jumat (5/3) Paus Fransiskus mendarat di Bagdad Irak pada pukul 1:55 waktu setempat untuk memulai kunjungan bersejarah. Pada hari yang sama Pemimpin Gereja Katolik itu memberikan pidato di Istana Presiden di hadapan para pejabat dan tamu undangan.

Dalam pidatonya, Paus minta agar negara Irak melindungi keragamannya yang telah berusia berabad-abad. Kepada umat Islan ia minta untuk merangkul umat Kristen sebagai sumber daya yang berharga.

Ia juga minta komunitas Kristen yang diperangi untuk bertahan, meski jumlahnya digambarkan sangat kecil. Mereka disebut, "Meskipun kecil seperti biji sawi, " Istilah 'biji sawi' (mustardseed) akrab di telinga orang Kristen dan Islam karena disebut dalam Alkitab dan Alquran.

Di hadapan hadirin Paus memberikan semangat umat Kristen yang menyusut. Di masa lalu mereka dianiaya dengan kejam oleh kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dan sekarang masih menghadapi diskriminasi oleh mayoritas. Meski demikian, umat Kristen diminta untuk tetap tinggal dan membantu membangun kembali negara yang hancur oleh perang dan perselisihan.

"Hanya jika kita belajar untuk melihat melampaui perbedaan kita dan melihat satu sama lain sebagai anggota dari keluarga manusia yang sama, kita akan dapat memulai proses efektif untuk membangun kembali dan menyerahkan kepada generasi mendatang. dunia yang lebih baik, lebih adil, dan lebih manusiawi," ujar Paus.

Undangan pemerintah Irak kepada Paus salah satunya bertujuan menunjukkan stabilitas keamanan yang telah dicapai setelah kekalahan ISIS. Meskipun demikian, tindakan pengamanan dilakukan dengan sangat ketat.

Semua Saudara

Paus Fransiskus, dikenal senang berada di tengah kerumunan dan menggunakan mobil terbuka. Di Baghdad Paus naik BMW i750 lapis baja hitam, diapit barisan polisi bersepeda motor. Ini momen pertama kalinya Paus menggunakan mobil antipeluru.

Meski di tengah pembatasan sosial, masyarakat Irak antusias menyambutnya. Ribuan orang berbaris di jalan menunggu iring-iringan mobil Paus. Penduduk membawa spanduk slogan "Kita Semua Bersaudara."

Masyarakat yang berharap bisa dekat dengan Paus sangat kecewa karena penjagaan keamanan yang ketat. "Merupakan keinginan besar saya untuk bertemu paus dan berdoa untuk putri saya yang sakit. Saya ingin mohon Paus berdoa agar dia disembuhkan. Tapi keinginan ini tidak terpenuhi," kata Raad William Georges (52), ayah tiga anak.

Georges juga mendekati Gereja Katedral Our Lady of Salvation di wilayah Karrada untuk mencoba bertemu lagi, namun usahanya tetap gagal. "Kesempatan ini tidak akan terulang," ujarnya sedih.

Sebelumnya, saat berada di pesawat Paus mengatakan, perjalanan ke Irak memiliki makna sangat simbolis. Apalagi negeri itu menjadi lokasi kelahiran Abraham yang dihormati Kristen, Muslim,dan Yahudi.

"Ini perjalanan simbolik," katanya. "Ini juga merupakan kewajiban atas tanah yang tersiksa selama bertahun-tahun," lanjutnya. Pada Jumat itu Paus Fransiskus terlihat pincang, sebagai tanda nyeri saraf pada pinggulnya kambuh. Ia bahkan hampir tersandung saat menaiki katedral. Hay/G-1

Baca Juga: