Geopark Silokek yang berada di Kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat, memiliki batuan yang berada dari masa lampau yang melewati tiga era dalam skala waktu geologi.

Geopark Silokek yang berada di Kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat, memiliki batuan yang berada dari masa lampau yang melewati tiga era dalam skala waktu geologi. Jenis batuan yang beragam di tempat ini menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengetahuinya dan juga menjalankan aktivitas di atasnya.

Salah satu aktivitas yang bisa dilakukan pada batuan yang memiliki sudut terjal bahkan cenderung vertikal adalah panjat tebing. Panjat tebing Geopark Silokek pernah menjadi salah satu nominator Anugerah Pariwisata Indonesia (API) 2020 kategori Wisata Olahraga dan Petualangan Terpopuler. Dinding batu curam yang banyak terdapat di Silokek bisa memacu adrenalin pemanjat tebing untuk menaklukannya.

Lokasi favorit yang biasa digunakan untuk aktivitas ini adalah di sekitar Gerbang Geopark Silokek, Sungai Batang Kuantan, Ngalau (Gua) Basurek, dan Ngalau Saribu. Ngalau Saribu adalah gua yang berada di tebing karst. Gua ini terbentuk secara alami di kerak bumi yang terhubung dengan permukaan dan dapat dimasuki oleh manusia.

Di dalam gua terdapat daerah yang gelap secara keseluruhan. Lubang alami ini terbentuk akibat pelarutan batu gamping merupakan terbentuk dari terumbu karang jutaan tahun yang lalu.

Pada awalnya, batu gamping tersebut mengalami pelarutan membentuk lubang-lubang. Lubang tersebut kemudian semakin membesar dan lama kelamaan membentuk gua. Kemudian di dalam gua tersebut juga terbentuk stalaktit dan stalakmit oleh pengendapan kalsium karbonat dan mineral lainnya selama ribuan tahun.

Bagi orang awam, cukup sulit untuk melakukan jelajah Ngalau Saribu karena letaknya yang berada di tebing karst. Gua ini bisa dicapai dengan melalui pemanjatan di antara tebing. Bagi wisatawan penyuka olahraga ekstrem, tersedia menyediakan pemandu untuk melakukan jelajah gua melalui panjat tebing.

Keseruan lain yang bisa dilakukan di Geopark Silokek adalah arung jeram atauraftingmelewati Batang Kuantan yang berarus deras. Arung jeram Batang Kuantan terletak di Nagari Silokek, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung.

Di sepanjang sungai ini tersaji pemandangan yang sangat indah. Sungai tersebut mengalir di antara celah bongkahan batu yang menjulang tinggi. Tebing-tebing tersebut berdiri kokoh menutupi sebagian tepian sungai yang ditumbuhi pohon-pohon rindang. Komposisi tebing yang menjulang dan hamparan pohon yang hijau menjadi daya tarik tersendiri.

Pada 10-14 November 2019, Presiden Federasi Arung Jeram Internasional (IRF), Joseph Willis Jones, kala itu menunjuk Batang Kuantan sebagai lokasi Kejuaraan Dunia Arung Jeram bertajuk Silokek Geofest Rafting World Cup 2019.

Batang Kuantan merupakan salah satu sungai yang mempunyai trek ekstrem untuk olahraga arung jeram. Sungai ini memiliki jeram-jeram yang berbahaya dan menantang, apalagi ketika hujan turun dan debit air bertambah, maka arus Batang kuantan akan terasa semakin deras.

Dengan panjang 38 kilometer, sungai ini terbentuk dari gabungan tiga sungai besar yang terdapat di Sumatra Barat, yaitu Batang Ombilin, Batang Sukam, dan Batang Palangki. Hal itu membuat sungai ini menjadi salah satu sungai terbesar di provinsi tersebut.

Arung jeram Batang Kuantan yang berarus kuat dikelompokkan dalam kategori kesulitan tingkat III, yang beriak, berarus, dan banyak bebatuan besar. Sebagai perbandingan, kategori kesulitan tingkat I airnya tenang alias belum beriak.

Batang Kuantan menyuguhkan variasi kesulitan medan yang berbeda-beda, mulai dari rintangan yang ringan sampai berbahaya. Misalnya, pada arah hulu sungai, trek yang akan dilalui oleh para peserta arung jeram tergolong ringan dengan aliran sungai yang tenang.

Memasuki bagian tengah, medan yang dilalui mulai berat dengan jeram-jeram yang berbahaya. Sementara pada bagian hilir sungai, rintangan yang menghadang sudah masuk pada kategori berbahaya dengan jeram yang ekstrem dan rintangan yang sulit. Peserta yang melewati bagian hilir sungai ini harus cekatan dalam mengayuh perahu agar selamat sampai tujuan.

Sampai saat ini fasilitas yang ada di sekitar sungai belum memadai. Hanya ada beberapa gubuk persawahan yang bisa dimanfaatkan untuk beristirahat sebelum terjun untuk arung jeram atau melepas lelah sehabis mengarungi sungai. Namun bagi para petualang tentu saja hal ini bukanlah masalah. hay/I-1

Baca Juga: