Tidak jauh dari Bukit Paralayang Watugupit, terdapat sebuah benteng pertahanan Jepang yang bersejarah dengan nama Gua Jepang Pundong. Lokasinya berjarak 5,2 kilometer dari tempat menikmati laut selatan menuju ke arah barat laut.

Tidak jauh dari Bukit Paralayang Watugupit, terdapat sebuah benteng pertahanan Jepang yang bersejarah dengan nama Gua Jepang Pundong. Lokasinya berjarak 5,2 kilometer dari tempat menikmati laut selatan menuju ke arah barat laut.

Lokasi Gua Jepang Pundong secara administratif berada di Dusun Ngreco dan Dusun Poyahan, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, dan Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul.

Jika tujuannya adalah menuju Bukit Paralayang Watugupit, untuk menikmati senja sebaiknya terlebih dahulu mampir di tempat ini. Pada siang hari tempat ini cocok menjadi lokasi yang menawarkan wisata sejarah yang kadang disebut penuh dengan suasana mistis karena peristiwa yang terjadi di masa lalu.

Ketika Jepang tiba di Yogyakarta pada 19424, salah satu yang dilakukan adalah mendirikan gua pertahanan. Dengan taktik manis melalui semboyan 3A yaitu Jepang Pemimpin Asia, Jepang Penguasa Asia, dan Jepang Cahaya Asia, bangsa Asia timur ini berhasil memobilisasi masyarakat dengan membangun gua buatan.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada tiga gua Jepang yang dibangun dan masih ada hingga sekarang. Pertama Gua Jepang di Kaliurang Kabupaten Sleman untuk pemantauan Kota Yogyakarta, Gua Jepang di Berbah di Sleman untuk pemantauan pertahanan lapangan udara Maguwo, dan Gua Jepang Pundong untuk pengawasan Samudra Hindia.

Lokasi yang sekarang menjadi situs Gua Jepang Pundong dipilih Jepang sebagai lokasi pengintaian sekut selama masa penjajahannya Jepang yang berlangsung antara 1942 hingga 1945. Gua pertahanan ini menjadi tempat memantau armada sekutu yang berlayar di pantai selatan Jawa.

Kini setelah era kemerdekaan, Gua Jepang Pundong menawarkan wisata sejarah sekaligus alam. Karena di sini pengunjung dapat melihat langsung bangunan bernilai sejarah sekaligus dengan keindahan panorama laut Pantai Selatan Bantul.

Situs Gua Jepang menempati lahan seluas kurang lebih 12 hektare dengan ketinggian antara 400-500 MDPL. Secara keseluruhan, terdapat 20 gua yang saling terhubung dengan fungsi yang berbeda-beda. Ada yang dilengkapi dengan menara pengintai, ruang pertemuan hingga dapur.

Sebanyak 16 buah dari Gua Jepang Nomor 2 hingga nomor 17 berada di Dusun Ngreco dan Poyahan Desa Seloharjo, Kabupaten Bantul. Sedangkan empat buah lainnya yaitu Gua Jepang Nomor 1, 18, 19 KR, dan 20 tersebar beberapa lokasi di Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul.

Untuk penamaan 19KR karena gua ini dibangun di atas tanah milik sebuah media koran harian yang ada sejak era kemerdekaan hingga sampai saat ini.

Gua Jepang dibangun dengan beton bertulang dengan pintu dari kayu. Setiap bangunan memiliki lubang di atasnya untuk pernafasan, dengan jumlah bervariasi antara 1 hingga 4 buah. Selain sebagai saluran udara, lubang-lubang itu juga untuk mengintai musuh.

Gua yang dipakai untuk mengintai musuh dengan meriam berat berada di dekat pantai selatan. Sedangkan gua untuk untuk akomodasi berada di lapangan yang luas yang digunakan sekaligus untuk upacara.

Militer jepang menggunakan tempat yang luas untuk melakukan upacara. Namun demikian tempat ini juga untuk menyimpan amunisi. Antar satu gua dengan gua lainnya dihubungkan dengan parit, dengan batuan karang sebagai penahan dari serangan.

Akses jalan menuju objek wisata Gua Jepang Pundong dapat dilalui dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Wisata ini juga telah ditunjang dengan berbagai fasilitas seperti ketersediaan kamar mandi, musala, area parkir roda dua maupun roda empat, dan warung-warung yang menjajakan makanan.

Dengan nilai sejarah yang kuat, Gua Jepang Pundong layak dijadikan daftar tujuan wisata sejarah ketika berkunjung ke Bantul dan Gunungkidul. Selain nilai sejarah, situs ini juga memiliki keindahan alam berupa hamparan pantai selatan Yogyakarta nan indah disertai udara sejuk oleh embusan angin Samudra Hindia. hay/I-1

Baca Juga: