YOGYAKARTA - Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, produsen kue keranjang disibukkan dengan permintaan yang meningkat. Seperti salah satu produsen kue keranjang di Kota Yogyakarta yang digeluti Sulistyowati (77) di Jalan Tukangan, Tegalpanggung Danurejan. Pesanan kue keranjang datang silih berganti terutama dua minggu sebelum Tahun Baru Imlek.

"Menjelang satu minggu ini meningkat. Permintaan bisa (meningkat) 50 persen," kata Sulistyowati, dikutip dari rilis resmi Humas Pemkot Yogya, hari ini.

Dia menyebut dalam sehari rata-rata memproduksi sekitar 200 kue keranjang. Setiap produksi kue keranjang dia membutuhkan sekitar 75 kg tepung ketan dan 75 kg gula pasir. Untuk menjaga kualitas rasa kue keranjang, Sulistyowati menggunakan bahan ketan yang berkualitas. "Saya dari beras (ketan) digilingkan. Beras (ketan) beli yang bagus (kualitasnya)," imbuhnya.

Sulistyowati meneruskan pembuatan kue keranjang yang dirintis ayahnya Siauw Boen Tjaw seorang pendatang dari Tiongkok sekitar 65 tahun lalu. Sebagai generasi kedua, kini dia dan adiknya Sianywati (74) hanya memproduksi kue keranjang bermerk Lampion itu ketika menjelang Imlek. Biasanya sekitar 2 minggu sebelum Tahun Baru imlek.

"Hanya menjelang Imlek. Sehari 200. Pesanan sebagian dari luar Yogyakarta seperti Magelang, dan dari Yogya. Ada yang luar pulau seperti Lampung," ujar Sulistyowati.

Untuk membuat kue keranjang setidaknya membutuhkan waktu selama 3 hari dari proses awal sampai siap makan. Sulistyowati menjelaskan pembuatan kue keranjang yakni tepung ketan dicampur dengan air gula yang telah dimasak sekitar 6 jam. Air dan gula itu harus dimasak dulu sampai menjadi seperti gulali. Adonan ketan dan air gula diuleni sampai tercampur. Kemudian adonan dituangkan dalam cetakan dengan berbagai ukuran. Lalu dikukus dan setelah matang didiamkan selama dua hari untuk mengurangi kadar air.

Baca Juga: