Foto: Istimewa
Penulis Ahmad Gaus (tengah, berbaju abu-abu) saat menjadi narasumber dalam diskusi dan bedah buku karya terbaru Denny JA berjudul "Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama : Sembilan Pemikiran Denny JA Soal Agama di Era Google" di Rumi Cafe, Jakarta Selatan pada Rabu (29/3).Diskusi tersebut dihadiri oleh puluhan orang dari beragam latar belakang, seperti mahasiswa, tokoh agama, sastrawan dan wartawan. Berbeda dari diskusi buku pada umumnya, diskusi tersebut semakin hangat dengan diwarnai oleh pembacaan puisi serta tarian sufi dan diakhiri dengan buka puasa bersama.
Pada kesempatan tersebut, Gaus mengaku, ia menulis buku tentang pemikiran Denny JA tersebut lantaran dirinya melihat hal yang tidak biasa, semacam inovasi, atau dulu lazim disebut pembaruan pemikiran agama.
Ia juga mencermati karya-karya Denny JA sampai akhirnya menemukan benang merah. Betapa agama memiliki gema yang berbeda jika dikatakan oleh seorang ilmuwan sosial yang terbiasa dengan data dan riset kuantitatif.
Buku itu dapat dibaca melalui link ini: https://m.facebook.com/groups /970024043185698/permalink /2174605606060863/?mibextid=IURqYx