KATHMANDU - Ke-22 jenazah korban termasuk 19 penumpang dan tiga awak pesawat yang jatuh di pegunungan Himalaya di Nepal dua hari lalu telah dievakuasi, kata pejabat, Selasa (31/5). Channel News Asia melaporkan, Selasa (31/5)

Dua warga Jerman, empat warga India dan 16 warga Nepal berada di dalam pesawat twin otter De Haviland Canada DHC-6-300 yang jatuh 15 menit setelah lepas landas dari kota Pokhara, 125 km sebelah barat Kathmandu pada Minggu pagi.

Pesawat terbang menuju Jomsom, sebuah tempat wisata populer dan situs religi, 80 km sebelah barat laut Pokhara. Pada penerbangan normal hanya memakan waktu 20 menit.

"Tim penyelamat telah mengevakuasi seluruh jenazah dari lokasi jatuhnya pesawat," kata Deo Chandra Lal Karna, juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Nepal (CAAN) kepada Reuters seperti dikutip CNA.

Tentara Nepal dan tim penyelamat mengevakuasi 21 tubuh dari puing-puing pesawat. Melewati lereng yang curam di ketinggian sekitar 14.500 kaki pada Senin. Jenazah terakhir dievakuasi pada Selasa pagi, kata Karna.

Sepuluh jenazah korban dibawa ke Kathmandu pada Senin dan 12 lainnya diterbangkan ke ibu kota pada Selasa, kata pejabat CAAN.

"Jenazah akan dikirim ke Rumah Sakit Pendidikan (Universitas Tribhuvan) untuk di autopsi .. dan akan diserahkan kepada keluarga setelah diidentifikasi," kata Karna.

Nama-nama korban akan dirilis pada Minggu.

Pemerintah Nepal telah membentuk panel berisi lima anggota untuk menentukan penyebab kecelakaan dan menyarankan langkah-langkah preventif ke sektor penerbangan.

Nepal, rumah bagi delapan dari 14 gunung tertinggi di dunia, termasuk gunung Everest, memiliki sejarah kecelakaan udara.

Pada awal 2018, pesawat US-Bangla Airlines terbang dari Dhaka ke Kathmandu jatuh saat mendarat dan terbakar, 51 dari 71 penumpangnya tewas.

Pada 1992, seluruh penumpang pesawat Pakistan International Airlaines berjumlah 167 orang tewas saat pesawat menabrak sebuah bukit saat hendak mendarat di Kathmandu.

Baca Juga: