MELBOURNE - Pemerintah Australia mengunci ketat atau lockdown kembali kota terbesar kedua Australia, Melbourne, untuk mencegah terjadinya gelombang kedua Covid-19 yang menghantui negara itu. Pemerintah negara itu tidak ingin Covid-19 yang menyebar di Melbourne menular di seluruh Australia.

Sejak pukul 11.59 malam, Rabu (8/7) waktu setempat, penduduk Melbourne tidak akan lagi diizinkan meninggalkan rumah, kecuali untuk berbelanja bahan makanan, merawat, berolahraga, atau bekerja.

Perdana Menteri Negara Bagian Victoria, Daniel Andrews, mengumumkan lockdown itu berlaku selama enam minggu.

Negara Bagian Victoria mencatat rekor harian dalam kasus virus korona dengan 191 kasus baru pada Selasa (7/7). Sehari sebelumnya atau Senin (6/7), negara bagian ini melaporkan 127 kasus baru.

"Kami tahu kami berada di puncak dari sesuatu yang sangat-sangat buruk jika kami tidak menyelesaikan ini," kata Andrews, di Melbourne.

Negara Bagian Victoria sebelumnya telah menerapkan kembali penguncian lokal di puluhan pinggiran kota di sekitar Melbourne. Awal pekan ini, pihak berwenang mengumumkan perbatasan antara Victoria dan New South Wales (NSW) - dua negara bagian terpadat di Australia - ditutup mulai Selasa malam. Pembatasan perbatasan juga akan berlaku untuk Mitchell Shire.

"Sudah jelas kita berada di puncak gelombang kedua, dan kita tidak bisa membiarkan virus ini menembus komunitas kita," kata Andrews.

Di bawah langkah-langkah penguncian yang baru, kafe dan restoran yang diizinkan untuk dibuka kembali minggu lalu akan kembali ditutup dan hanya boleh melayani untuk dibawa pulang dan dikirim. Layanan kecantikan dan pribadi akan ditutup, begitu pula tempat budaya dan hiburan.

Virus korona telah menginfeksi lebih dari 2.800 orang dan membunuh 22 orang di Negara Bagian Victoria. Di seluruh Australia, lebih dari 8.700 orang telah terinfeksi dan 106 orang telah meninggal, menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins. CNN/AFP/SB/P-4

Baca Juga: