Kompetisi paduan suara tingkat dunia di Spanyol, bakal menjadi ajang pembuktian bagi Paragita, paduan suara mahasiswa Universitas Indonesia.

Paduan Suara Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Paragita akan kembali mengikuti dua kompetisi paduan suara tingkat dunia di Spanyol pada Juli 2017.

Tim yang terdiri dari 36 penyanyi dan dipimpin oleh soprano Aning Katamsi, bertolak ke Spanyol, kemarin.

Dua festival bergengsi yang diikuti oleh Paragita UI yakni 35 Festival Internacional Música de Cantonigròs (13-16 Juli 2017) dan 63 Certamen International de Habaneras y Polifonia (17-23 Juli 2017).

Dua festival tersebut telah berlangsung selama lebih dari tiga dekade dan menjadi dua festival paling prestisius di Spanyol.

Setiap tahun, panitia festival hanya memilih sedikit paduan suara dari berbagai penjuru dunia untuk diundang bernyanyi dan berkompetisi di Vic, Catalonia (Cantonigros) dan Torrevieja (Habaneras). Tahun ini, Paragita akan berkompetisi dengan paduan suara dari Amerika Serikat, Malaysia, Filipina, Tiongkok, Latvia, Serbia, Spanyol, Rusia, Italia, Israel, Argentina, Kanada, dan Republik Ceko.

"Ini merupakan proses yang sangat berharga bagi kami, serta menjadi ajang bagi PSM UI Paragita untuk lebih berkembang lagi dalam dunia paduan suara," ujar Martha Ivana, Ketua PSM UI Paragita.

Untuk keberangkatan kali ini, desainer dari label IKAT Indonesia, Didiet Maulana secara khusus merancang kostum yang akan dikenakan saat kompetisi di Spanyol. Kostum dengan latar belakang budaya Minang ini berkaitan dengan program lagu daerah yang akan dibawakan oleh Paragita UI.

Sebelumnya, Paragita UI juga telah mengikuti kompetisi internasional di Eropa dan juga menggelar konser budaya di Roma, Italia.

Pada Arezzo International Choir Competition 2014 di Italia, Paragita UI berhasil merebut juara kedua pada kategori mixed choir dan juara ketiga pada kategori vocal ensemble. Saat itu, Paragita UI menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia dan Asia pada kompetisi yang menjadi salah satu rangkaian European Grand Prize for Choral Singing.

Pada 2015, Paragita UI terpilih untuk ikut serta dalam konser kerja sama dengan paduan suara dengan dua gelar Grammy, Rundfunkchor Berlin asal Jerman. Sedangkan tahun lalu mereka berkolaborasi dengan Radcliffe Choral Society, dari Harvard University, Amerika Serikat. pur/R-1

Festival Europalia

Pada kesempatan berbeda, Indonesia akan membawa arca Ganesha dari Candi Banon, Magelang, Jawa Tengah ke festival seni budaya bergengsi di Eropa, Europalia 2017 yang berlangsung 10 Oktober 2017 hingga 21 Januari 2018. Arca ini akan ditampilkan pada pameran Archipel yang memperlihatkan budaya maritim Indonesia.

"Arca Ganesha ini salah satu benda yang sangat diinginkan oleh Europalia Internasional untuk dipamerkan di sana. Kita akan membawa arca aslinya ke sana," kata anggota tim ahli maritim untuk Europalia, Singgih Trisulistiono, Jakarta.

Singgih mengatakan arca Ganesha tersebut adalah bentuk interaksi Indonesia dengan negara lain yaitu India. Menurutnya, banyak seni budaya Indonesia yang merupakan pertukaran dengan budaya lain. "Arca ini menggambarkan bahwa orang Indonesia sudah terbuka dengan dunia luar sejak dulu," kata dia.

Pameran Archipel menjadi salah satu tajuk utama dalam pameran yang akan digelar di Belgia dan beberapa negara Eropa tersebut. Dia mengatakan pameran Archipel ini penting untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa budaya maritim Indonesia telah terbentuk beribu tahun sebelum Masehi.

Benda-benda yang dipamerkan juga dibagi dalam empat periode, seperti periode kuno, periode pramodern, periode awal modern dan periode modern.

Selain memamerkan arca, Indonesia juga akan memamerkan replika perahu Nusantara, peralatan perunggu, patung dan lainnya.

Pada perhelatan itu Indonesia sebagai negara tamu akan membawa 400 seniman terbaik mulai dari seni lukis, musik, instalasi, film, tari dan lainnya untuk mengangkat keberagaman seni dan budaya Indonesia. pur/R-1

Jadi Perhatian Warga Argentina

Sementara itu, pada kesempatan yang lain, kelompok gamelan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Buenos Aires, Sang Bagaskara, menampilkan pertunjukan yang berhasil menjadi perhatian warga Argentina.

Pertunjukan gamelan Indonesia itu dilakukan pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-50 Sekolah Studi Oriental Universidad del Salvador, Buenos Aires, Argentina.

Perayaan yang mengundang berbagai kelompok seni dan budaya Asia yang berada di Buenos Aires itu dihadiri oleh mahasiswa, duta besar dan perwakilan kedutaan besar negara-negara Asia Pasifik di Buenos Aires, serta masyarakat Argentina.

Universidad del Salvador merupakan salah satu universitas di Argentina yang memiliki fakultas studi oriental bagi mahasiswa Argentina yang memiliki minat mempelajari tentang negara-negara Asia, termasuk Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.

Duta Besar RI untuk Argentina Jonny Sinaga menjelaskan, keunikan kelompok gamelan KBRI Buenos Aires yang hampir seluruh pemainnya adalah warga Argentina. "Kelompok yang dibentuk pada 23 Desember 2011 ini sangat unik karena selain pengajar dari KBRI Buenos Aires adalah WNI, mereka semua adalah warga Argentina," ujar Dubes Jonny.

Kelompok Sang Bagaskara memainkan lima lagu dengan aransemen yang dimodifikasi dengan peralatan musik modern dan tradisional Amerika Latin. Salah satu lagu yang paling banyak menarik minat undangan yang hadir adalah "El Baile del Pasto" yang mengombinasikan lagu daerah Indonesia dengan aransemen gamelan dan tambor khas Amerika Latin.

Direktur Sekolah Studi Oriental Universidad del Salvador, Carlos Ra, memberikan apresiasi khusus melihat banyaknya penonton yang hadir dalam acara tersebut secara khusus untuk menyaksikan penampilan Kelompok Gamelan KBRI Buenos Aires, Sang Bagaskara.

Hingga saat ini Kelompok Gamelan KBRI Buenos Aires, Sang Bagaskara memiliki jumlah peserta aktif sebanyak 20 orang. KBRI Buenos Aires rutin mengadakan kelas gamelan setiap Senin pukul 17.0- 19.00 dan Sabtu pukul 18.30-20.30 waktu setempat. pur/R-1

Baca Juga: