MOSKOW - Media pemerintah Rusia, Pravda, baru-baru ini melaporkan bahwa tank tempur utama buatan Jerman, Leopard, mengalami sejumlah kegagalan saat digunakan melawan invasi Rusia di Ukraina.

Laporan Pravda mengutip saluran Telegram anonim, dikenal sebagai "Resident", yang mengklaim kabar tersebut berasal dari orang dalam di Ukraina dan Rusia.

"Prajurit top Ukraina, Valery Zaluzhny, memberi tahu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky bahwa beberapa tank Leopard gagal pada serangan pertama mereka, dan peluru artileri yang dipasok berkualitas buruk," kata sumber itu kepada administrator akun, dilansir oleh Newsweek.

Menurut Pravda, pengiriman tank Leopard standar NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) dalam medan perang Ukraina itu tidak cocok.

Satu laporan mengatakan bahwa tank yang disumbangkan tidak menjalani pemeriksaan menyeluruh. "Banyak tank telah disimpan di gudang selama bertahun-tahun atau telah diperbaiki dengan tergesa-gesa sebelum dikirim ke Ukraina," tulis Pravda.

Laporan tersebut tidak merinci jenis tank Leopard mana yang diduga tidak memenuhi persyaratan. Akun tersebut dikecam oleh Ukraina sebagai bagian propaganda Kremlin.

Newsweek tidak dapat memverifikasi ini secara independen, dan telah mengirim email ke kementerian pertahanan Jerman dan Ukraina untuk memberikan komentar.

Peningkatan kemampuan yang signifikan

Sebelum sekutu menyetujui pengiriman pada Januari 2023, Kyiv berulang kali meminta tank tempur utama buatan Barat, seperti Leopard buatan Jerman. Untuk stok militer Ukraina yang selama ini diisi dengan tank era Soviet, senjata standar NATO tersebut mewakili peningkatan kemampuan yang signifikan. Beberapa negara, termasuk Kanada, Polandia dan Portugal, telah menyumbangkan tank Leopard ke Ukraina.

Menjelang Berlin mengirimkan tank Leopard ke Ukraina, pabrikan militer Jerman, Rheinmetall, mengatakan kepada surat kabar Bild bahwa stok tank Leopard 1 dan Leopard 2 "harus dibongkar seluruhnya dan dibangun kembali."


"Telah diketahui bahwa Leopard (2A4s) memiliki masalah dan tidak berfungsi seperti yang diiklankan," ungkap Marina Miron, peneliti pasca-doktoral di Departemen Studi Perang di King's College London, Inggris

"Karena itu, kami tidak tahu modifikasi mana yang telah dilakukan sebelum dikirim ke Angkatan Bersenjata Ukraina," katanya kepada Newsweek, menunjukkan bahwa model 2A6 mungkin "lebih kuat".

"Secara keseluruhan, kita harus mengambil artikel Rusia dengan sebutir garam," kata Miron.

"Ini bukan disinformasi yang lengkap; namun, Rusia terampil merangkai beberapa fakta ke dalam disinformasi mereka untuk membuatnya lebih kredibel," ujarnya.

"Tidak dapat dikesampingkan bahwa ini benar-benar dibuat-buat," tambahnya menggambarkan laporan Pravda "sangat kabur".

Pada akhir 2022, seorang pejabat senior militer Jerman dilaporkan mengatakan "pertanyaan tentang kesiapan kendaraan telah menjadi permainan lotere." Laporan telah muncul dalam beberapa hari terakhir yang mengklaim bahwa bagian menara tank Leopard, yang dioperasikan saat pelatihan olehbpasukan Ukraina di Polandia, terlepas dari sasis.

Pada akhir Februari, Menteri Pertahanan Spanyol, Margarita Robles, mengatakan kepada surat kabar Spanyol La Vanguardia bahwa beberapa Leopard 2A4 yang dijanjikan telah disimpan dalam kondisi buruk di fasilitas militer di Zaragoza, timur laut Spanyol.

"Karena itu mereka membutuhkan pemulihan," kata Robles.

Pada awal April, dia mengatakan bahwa pengiriman enam tank Leopard 2 dari Madrid akan dikirim ke Ukraina pada paruh kedua bulan ini. Empat lagi diharapkan menyusul setelah perbaikan. Pengiriman awalnya diharapkan pada 9 April.

"Tren di seluruh jajaran tentara Eropa adalah memotong, memotong, memotong," kata Christian Mölling, pakar pertahanan di Dewan Hubungan Luar Negeri Jerman.

"Tapi, pada akhirnya, banyak yang berada di jalur yang sama dengan Jerman: Perang adalah hal teoretis," katanya kepada The New York Times pada akhir Februari.

"Jadi kita punya tank teoretis," ujarnya

"Ada banyak Leopard 2 tua di gudang senjata Eropa. Tapi kebanyakan dari mereka sudah berumur puluhan tahun, dan beberapa dalam kondisi buruk," tulis Forbes pada awal Februari.

Pada akhir Maret, Berlin mengkonfirmasi bahwa sumbangan 18 tank tempur utama Leopard 2A6 telah tiba di Ukraina . "Saya yakin mereka bisa melakukan sesuatu yang penting di garis depan," kata Menteri Pertahanan Federal Jerman Boris Pistorius saat itu.

Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov, mengkonfirmasi bulan lalu bahwa tank tempur utama Inggris, Challenger 2, juga telah berhasil mencapai Ukraina.

"Tank Leopard yang disumbangkan oleh Polandia dikirim ke Ukraina pada akhir Februari," kata Warsawa.

Namun, Ukraina juga telah dijanjikan batch dari tank Leopard 1 sebelumnya. Kementerian pertahanan Denmark mengatakan pada 11 Maret bahwa itu akan tiba di Ukraina pada musim semi. Sedangkan Denmark, Jerman, dan Belanda berkomitmen untuk memperbarui setidaknya 100 Leopard 1, yang tidak lagi digunakan oleh angkatan bersenjata Jerman.

Ukraina diperkirakan akan menggunakan tank tempur yang dipasok Barat untuk serangan balasan musim semi yang akan datang . Namun, Kyiv telah membisu dalam beberapa pekan terakhir tentang rincian yang berkaitan dengan rencana militer Ukraina.

Pada akhir Maret, Reznikov mengatakan, tank-tank itu akan dikerahkan dalam "serangan balik, sesuai keputusan Staf Umum kami."

"Tapi ini akan tergantung pada momen yang paling tepat," tambahnya.

Baca Juga: