MBKM sendiri menuntut perguruan tinggi untuk berubah lebihl ebih kreatif dan inovatif.

JAKARTA - Mayoritas (67 persen) perguruan tinggi menyelenggarakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Sosialisasi terus dilakukan agar semakin banyak kampus terlibat MBKM. Demikian disampaikan Plt. Direktur Jenderal Diktiristek, Kemendikbudristek, dalam RDP dengan DPR, di Jakarta, Kamis (10/2).

"Dari Pangkalan Data Dikti ada 67 persen perguruan tinggi yang sudah merespons secara positif dan menyelenggarakan program MBKM ini," katanya. Dia menambahkan ada 300 ribu mahasiswa ikut dalam program MBKM baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Dia menyebut sosialisasi terus dilakukan. Bahkan di tingkat mahasiswa, pihaknya kerap berdiskusi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk mendorong mereka membuat program MBKM.

"Aktivitas tidak hanya turun ke jalan, tapi ke masyarakat sebagai satu bentuk riil dari kontribusi mahasiswa membangun bangsa," ujarnya.

Lebih jauh, Nizam mengakui, kemampuan tiap perguruan tinggi dalam merespons program MBKM sangat beragam. MBKM sendiri menuntut perguruan tinggi untuk berubah lebihl ebih kreatif dan inovatif.

Dia menyebut, MBKM memiliki ruang yang luas tidak hanya magang. MBKM menyesuaikan dengan kreativitas di perguruan tinggi. Adapun untuk kampus yang kurang adaptif dalam program MBKM, pihaknya menyediakan kompilasi praktik-praktik baik MBKM.

"Ini terus kita perbaiki, kita dorong, dan kompilasi praktik-praktik baik untuk kampus yang tertinggal beradaptasi tadi," jelasnya.

Lambat Laun
Nizam yakin, lambat laun seluruh perguruan tinggi akan menjalankan MBKM. Menurutnya, manfaat MBKM akan terasa dalam waktu lima atau 10 tahun mendatang.

"Saat ini memang ada perguruan tinggi belum siap, ya ini masalah waktu. Tapi, ini diharuskan dan mereka mesti siap," ucapnya.

Nizam menyebut, pemerintah juga membuat program MBKM secara nasional. Program ini memberi ruang perguruan tinggi negeri kecil dan berada di pelosok untuk memiliki akses ke perusahaan-perusahaan besar.

"Ini kenapa kita menyelenggarakan di tingkat nasional. Ada total sekitar 60 ribu mahasiswa untuk program secara nasional. Presiden mendorong untuk ditingkatkan jadi 150 ribu tahun ini," tandasnya.

Baca Juga: