YOGYAKARTA - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (Sultan HB X) mempertimbangkan lockdown diterapkan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal itu mengingat lonjakan kasus Covid-19 di DIY sudah sangat mengkhwatirkan. Tingkat keterisian ruang isolasi rumah sakit rujukan korona saja sudah mencapai 75 persen.

Padahal, selama ini Pemda DIY telah menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di bahkan sampai level RT/RW. Tapi malah klaster kumpulan kegiatan masyarakat masih terus terjadi.

Yang baru saja terjadi pada pekan ini adalah klaster njagong manten di Sayegan, Sleman yang membuah 30-an lebih ibu-ibu positif korona. Dalam 2 hari kemarin DIY juga mencatat rekor jumlah orang positif korona di atas 500-an orang per hari.

"Karena kita sudah bicara ngontrol (mobilitas) di RT/RW, kalau gagal arep ngopo meneh (mau gimana apalagi). Kita belum tentu bisa cari jalan keluar. Ya, satu-satunya jalan, ya, lockdown. Kan, gitu," ujar Sri Sultan ditemui di Kepatihan Pemda DIY, Jumat (18/6).

Sudah bicara PPKM Mikro ini sudah bicara nangani di RT/RW pedukuhan. "Kalau itu pun gagal mobilitasnya seperti ini ya kan kalau weekend ya terus (mobilitas) mau apalagi, ya, lockdown," katanya.

Sultan menjelaskan pemerintah selama ini telah mengatur masyarakatnya dari RT dan RW. Hal tersebut sebenarnya sebagai antisipasi terjadi penularan di lingkungan.

Dalam pelaksanaan, lanjut Sultan, ternyata PPKM ini tak bisa berjalan efektif. Bahkan, kasus baru harian positif korona di DIY di atas 500 orang.

"Kemarin (Ingub No 15/INSTR/ 2021) maunya ada keputusan izin Kelurahan harus sampai atasan (camat) gitu loh dan sebagainya dengan harapan semakin ketat masyarakat (tidak berkerumun) gitu, tapi kalau masih tembusarep apa meneh(mau apa lagi kebijakannya). Yalockdown," jelasnya.

Sultan melihat peningkatan kasus positif yang naik tersebut tak terlepas dari kedisiplinan masyarakat. Itu diperkuat dengantracingyang tertular dari kasus positif.

"Selama masyarakat sendiri tidak mengapresiasi dirinya sendiri untuk disiplin. Karantina di rumah selama tidak punya toilet sendiri satu keluarga pasti kena gitu. Kalau nggak punya toilet sendiri juga ke tetangga yang bisa nular dan sebagainya. Sehingga kita ketati. Mereka sekarang mobil tidak disiplin.Nek ora ya wis(kalau tidak bisa disiplin).Lockdownaja gitu nggak ada pilihan," tandas Sultan.

Baca Juga: