JAKARTA - Guru sekolah di Rusia sekarang harus mengajarkan mata pelajaran wajib "Pembahasan hal-hal penting". Isinya melegitimasi invasi Rusia ke Ukraina. Siswa dan guru yang tidak setuju menghadapi tekanan besar. DW melaporkan, Kamis (10/11).

Selama dua bulan terakhir, bersamaan dengan kewajiban mengibarkan bendera, sekolah-sekolah di Rusia memulai mata pelajaran wajib bernama "Pembahasan hal-hal penting". Kementerian pendidikan yang memberikan rincian, apa saja hal-hal penting tersebut. Isinya adalah legitimasi invasi Rusia ke Ukraina dan tentang patriotisme Rusia.

Kadang mata pelajaran juga mengaitkan tema ini dengan hari-hari besar di Rusia, seperti Hari Ibu, Hari Ayah, dan Hari Generasi Tua. Pada Hari Guru misalnya, para siswa diberi tahu mengapa pendudukan wilayah Ukraina oleh pasukan Rusia adalah "keadilan sejarah": karena Ukraina dulu adalah "wilayah Rusia."

"Rusia terus-menerus diserang oleh orang lain, dan semua orang ingin menghancurkan negara ini," kata seorang siswa sekolah menengah dari Kaliningrad, mengutip ulasan kepala sekolahnya di kelas wajib "Pembahasan hal-hal penting" bulan lalu.

Diinterogasi

Orang tua yang ingin menjauhkan anak-anak mereka dari pelajaran wajib ini bisa mendapat masalah. Misalnya Varya Sholiker yang berusia 10 tahundan melewatkan pejaran "Percakapan tentang hal-hal penting" di sekolahnya di Moskow. Keluarganya dilaporkan ke Kantor Kesejahteraan Pemuda dan dipaksa mengikuti konseling psikologis.

Sebuah komisi di sekolah juga membahas perilaku putrinya, kenang ibunya Yelena Sholiker. Seorang perwakilan dari manajemen sekolah, seorang psikolog, dan seorang pria yang diyakini sebagai anggota dinas intelijen dalam negeri FSB mengatakan kepadanya, mereka prihatin dengan kegagalan Varya untuk mengambil bagian dalam "Percakapan tentang hal-hal penting."

Setelah wawancara di sekolah dan dengan polisi, para inspektur menggeledah rumah keluarga itu. Dalam laporan mereka ditulis, keluarga ini "menunjukkan warna mencurigakan" dalam desain interiornya. Polisi juga mengatakan mereka menemukan kanal-kanal ekstremis di laptop Yelena Sholiker, dan sang ibu tidak dapat memberikan penjelasan.

Pilihan Sulit

Guru sekolah Raushan Valliulin mengeritik campur tangan negara dalam pekerjaannya sebagai pelanggaran Pasal 13 Konstitusi Federasi Rusia, yang melarang ideologi koersif. Sekolah lalu memecatnya. Tetapi dia menang di pengadilan dan harus dipekerjakan lagi sebagai guru.

Dia memutuskan untuk berhenti mengajar dan pindah ke Kirgistan. "Semua pernyataan melawan perang dilarang," katanya. "Saya punya beberapa anak, dan saya harus bertindak secara bertanggung jawab."

Pelajaran patriotisme itu menimbulkan dilema yang sulit, tidak hanya bagi orang tua, melainkanjuga bagi para guru.

"Dulu hanya ada kasus terisolasi dari guru yang dianiaya karena pernyataan di jejaring sosial dan partisipasi dalam rapat umum, tetapi tampaknya sekarang hal itu telah dilembagakan," kata ketua Aliansi Guru Rusia, Daniil Ken. Karena sikapnya, Daniil Ken bulan September lalu diklasifikasikan sebagai "agen asing" oleh pihak berwenang.

Baca Juga: