Pembatasan pembelian beras di ritel atas arahan Badan Pangan Nasional (Bapanas) ini tidak akan dilakukan secara permanen.

JAKARTA - Masyarakat diminta tak perlu terpancing untuk memborong beras atau panic buying di tengah kekhawatiran kelangkaan pasokan komoditas pangan tersebut. Panic buying dikhawatirkan hanya menambah masalah karena berkurangnya pasokan di pasar.

Wakil Ketua DPR RI, Lodewijk F Paulus, menegaskan pemerintah sudah memikirkan cara untuk memastikan pasokan beras agar selalu tersedia di masyarakat. Hal ini dikatakan Lodewijk, menanggapi isu pembatasan pembelian beras maksimal 10 kilogram (kg) di toko ritel.

"Kita sedang menghadapi El Nino, pemerintah juga telah mengambil kebijakan untuk impor beras, tentunya jangan sempat masyarakat menjadi panic buying," kata Lodewijk dikutip dari laman resmi DPR RI, Selasa (3/10).

Menurutnya, jika terjadinya panic buying maka sebenarnya akan menyusahkan masyarakat yang sedang sangat membutuhkan. Sehingga di momen seperti ini, perlu adanya kerja sama dan kebijaksanaan yang baik antara pemerintah dan masyarakat agar ketersediaan panggan bisa cukup hingga El Nino benar-benar berlalu.

"Karena saya tahu masyarakat sangat membutuhkan, sekarang ada El Nino, El Nino ini tentunya berdampak kepada ketersediaan pangan walaupun pemerintah sudah mengambil (kebijakan, tapi itu kan dibatasi)," katanya.

Saat ini, pembatasan pembelian beras di ritel ini dilakukan atas arahan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Meski demikian, pembatasan ini tidak akan dilakukan secara permanen dan akan dicabut usai beras impor masuk ke Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut beras dan bensin (BBM) menjadi komoditas penyumbang inflasi secara bulanan atau month-to-month (mtm) terbesar pada September 2023 yang mencapai 0,19 persen dibanding bulan sebelumnya.

"Komoditas penyumbang inflasi secara month-to-month terbesar adalah beras dengan andil inflasi sebesar 0,18 persen, kemudian bensin dengan andil inflasi sebesar 0,6 persen sejalan dengan adanya penyesuaian harga BBM nonsubsidi," kata Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam Rilis Perkembangan Indeks Harga Konsumen edisi Oktober 2023 di Jakarta, Senin (2/10).

Dampak El Nino

Dihubungi terpisah, pengamat ekonomi Universitas Atmajaya Jakarta, Yohanes B Suhartoko, mengatakan harga beras dalam komponen penghitungan inflasi termasuk dalam volatile food.

Dia mengatakan cadangan beras di Bulog hanya untuk dapat menambah suplai jangka pendek. Selain itu, walaupun keran impor sudah dibuka oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag), tetapi mencari beras di pasaran internasional mengalami kesulitan. Pasalnya, mereka juga menjaga cadangan beras karena ancaman gagal panen akibat musim panas yang berkepanjangan.

Dia memprediksi inflasi akan meningkat jika tidak ada tambahan pasokan beras di pasar. "Inilah yang perlu dipikirkan ke depannya bagaimana merealisasikan diversifikasi pangan sebagai strategi ketahanan pangan jangka menengah. Selain itu, percepatan penurunan lahan pertanian pada daerah yang subur perlu diperlambat," tegas Suhartoko.

Dari sisi harga BBM, lanjutnya, suka tidak suka jika mengikuti harga pasar BBM nonsubsidi akan mengalami volatilitas harga. "Karenanya, jika pilihannya pengendalian inflasi maka intervensi dalam administered price perlu lebih dalam, konsekuensinya subsidi ditingkatkan," pungkasnya.

Baca Juga: