Perjalanan jauh berpotensi meningkatkan penularan Covid-19.

JAKARTA - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 meminta masyarakat bersikap bijak dalam mengambil keputusan terkait dengan mudik Lebaran 2021.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memberikan tanggapan atas pernyataan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang tidak melarang kegiatan mudik Lebaran 2021.

Wiku menyebut, dilarang atau tidaknya mudik tetap membutuhkan sikap bijak masyarakat untuk menghadapinya.

"Pada prinsipnya, dilarang atau tidaknya mudik, saya mengharapkan sikap bijak masyarakat untuk dapat mengambil keputusan terbaik," ujar Wiku dalam konferensi pers virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (16/3).

"Khususnya, terkait melakukan perjalanan jauh yang berpotensi meningkatkan penularan Covid-19," kata dia.

Wiku juga menyebut, kebijakan mudik Lebaran 2021 saat ini masih dalam tahap pembahasan kementerian dan lembaga terkait.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, pemerintah tidak akan melarang masyarakat untuk mudik pada Lebaran 2021.

Perayaan Lebaran tahun ini diperkirakan masih dalam suasana pandemi Covid-19. Hal tersebut ia sampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR, Selasa (16/3), yang membahas sejumlah hal, salah satunya kesiapan transportasi untuk arus mudik dan arus balik Lebaran 2021.

"Pada prinsipnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan tidak melarang (mudik)," kata Budi dalam rapat kerja di DPR.

Menurut ia, tak dilarangnya mudik karena akan ada mekanisme protokol kesehatan ketat yang disusun bersama Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19, salah satunya dalam hal tracing kepada masyarakat yang bepergian.

"Kemenhub sebagai koordinator nasional angkutan Lebaran berharap penuh agar kegiatan mudik berjalan dengan baik. Oleh karenanya, saya mengajak kepada Bapak Ketua Komisi dan anggota untuk memantau persiapan mudik dan juga memantau proses mudik itu sendiri," ucap Budi.

Jangan Kendor

Sementara itu, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah potensi terpapar Covid-19.

Doni mengatakan, dirinya pun tak luput dari paparan Covid-19 meskipun disiplin dengan selalu menggunakan masker, termasuk ketika sedang tidur.

"Saya adalah orang yang sangat disiplin menjaga protokol kesehatan, saya tidak pernah melepas masker saya. Bahkan di kediaman Gubernur Sulawesi Barat saya tidur menggunakan masker tapi tetap kena Covid," kata Doni dalam rapat dengan Komisi VIII DPR, Selasa (16/3). "Jadi, jangankan cuma satu jam pak, satu menit saja kita lengah kita bisa terpapar Covid," ujar Doni.

Doni menuturkan, kepatuhan terhadap protokol kesehatan pun tidak boleh kendur meski sudah mengikuti vaksinasi karena peluang terpapar Covid-19 masih mengintai. Oleh sebab itu, Doni menegaskan, kampanye tentang perubahan perilaku yang dijalankan oleh pemerintah harus agar terus berjalan demi menciptakan masyarakat yang disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Ia menambahkan, hal itu penting karena masih ada 17 persen warga Indonesia yang tidak percaya dan menganggap Covid-19 sebagai rekayasa dan konspirasi. "Ini adalah kewajiban kita semua untuk melakukan berbagai langkah agar masyarakat sadar bahwa Covid ini sangat mematikan, Covid ini sangat berbahaya," kata Doni.

Doni sempat dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan tes swab PCR yang dilakukannya pada Jumat (22/1) lalu. Ia meyakini tertular Covid-19 saat makan karena harus melepas masker. Doni baru dinyatakan sembuh hampir tiga pekan setelahnya berdasarkan tes PCR yang dilakukan pada Jumat (12/2). n jon/ruf/P-4

Baca Juga: