Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberi peringatan kepada Yunani untuk berhenti mempersenjatai pulau-pulau dengan status non-militer dan harus mematuhi perjanjian internasional. Pernyataan ini berpotensi memicu pertikaian baru dalam ketegangan yang telah berlangsung lama antara kedua negara tetangga Laut Aegea itu.

Pekan lalu, dia mengumumkan Turki menghentikan pembicaraan dengan Yunani, karena perselisihan dengan perdana menteri Yunani. Ankara juga menyebut negara itu telah melakukan pelanggaran wilayah udara.

Setelah jeda selama lima tahun, kedua anggota NATO itu melanjutkan pembicaraan untuk mengatasi perbedaan di Laut Mediterania dan masalah bilateral lainnya pada tahun lalu. Pembicaraan tersebut hanya membawa sedikit kemajuan dan kedua negara tersebut sering kali bertikai.

"Saya memperingatkan Yunani untuk menghindari mimpi, tindakan, dan pernyataan yang akan menghasilkan penyesalan. Sadarlah," katanya dalam pidato yang disiarkan di televisi saat mengamati latihan militer Turki di dekat Izmir di pantai barat Turki, dikutip dari Reuters, Jumat (10/6).

"Turki tidak akan melepaskan haknya di Laut Aegea dan tidak akan mundur dari penggunaan hak yang ditetapkan oleh perjanjian internasional terkait mempersenjatai pulau," lanjutnya.

Negara-negara tersebut telah lama berselisih mengenai masalah-masalah seperti perbatasan laut, klaim yang tumpang tindih atas landas kontinen, wilayah udara, migran, dan Siprus yang terpecah secara etnis.

Baca Juga: