TEHERAN - Masoud Pezeshkian muncul sebagai pemenang dalam pemilihan presiden putaran kedua Iran pada hari Jumat (5/7), terpilih sebagai presiden ke-9 Republik Islam tersebut.

Dilaporkan media Iran, Tasnim News, hasil akhir pemilihan presiden putaran kedua diumumkan oleh kantor pusat pemilihan negara itu setelah penghitungan suara selesai pada Sabtu (6/7) pagi.

Pezeshkian dan Saeed Jalili, dua kandidat yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan presiden cepat 28 Juni, bersaing memperebutkan jabatan eksekutif tertinggi Republik Islam Iran.

Menurut penghitungan suara akhir yang diumumkan Sabtu pagi, Pezeshkian terpilih sebagai presiden baru Republik Islam Iran.

Pembaruan kedelapan dan terakhir dikeluarkan oleh kantor pusat pemilu pada pukul 06.45 waktu setempat. Pembaruan pertama dikeluarkan pada pukul 02.35 waktu setempat.

Mohsen Eslami, juru bicara kantor pusat pemilu Iran yang berjalan di bawah naungan kementerian dalam negeri negara itu, mengatakan Pezeshkian menang atas lawannya, Jalili.

Dari total 30.530.157 suara yang dihitung, Pezeshkian memperoleh 16.384.403 suara sementara Jalili tertinggal di belakang dengan 13.538.179 suara.

Hampir 50 persen pemilih yang memenuhi syarat hadir untuk memberikan suara mereka di putaran kedua pemilihan.

Lebih dari 24.535.000 suara telah diberikan pada pemungutan suara minggu lalu, yang berarti tingkat partisipasi sebesar 39,92 persen.

Pemerintahan baru, yang ke-14 setelah kemenangan Revolusi Islam pada tahun 1979, akan menjabat selama empat tahun.

Pemilu berlangsung setahun lebih cepat dari jadwal, karena Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dunia pada Mei lalu.

Sebuah helikopter yang membawa Presiden Raisi dan rombongan jatuh di hutan pegunungan barat laut pada 19 Mei, menewaskan presiden, Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian, dan enam orang lainnya.

Baca Juga: