JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah lanjutan hari ini, (26/9). Pergerakan Rupiah masih dipengaruhi kekhawatiran lonjakan inflasi di kawasan Asia akibat kenaikan tren harga minyak mentah global.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan Rupiah diperkirakan bergerak melemah terbatas seiring dengan perkiraan bahwa sentimen risk-off atau aksi jual aset berisiko masih berlanjut. Josua memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Selasa (26/9), bergerak di kisaran 15.375-15.450 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam penutupan perdagangan, Senin (25/9), ditutup melemah sebesar 28 poin atau 0,18 persen dari penutupan akhir pekan lalu menjadi 15.403 rupiah per dollar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan pelemahan rupiah dipengaruhi dollar Amerika Serikat (AS) yang semakin menguat pasca pertemuan Bank Sentral AS (The Fed) pekan lalu yang mengindikasikan suku bunga AS lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama.

"Hal ini sangat kontras dengan negara-negara lain di Inggris dan Swiss yang keduanya menghentikan siklus kenaikan suku bunga, sementara Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneternya yang sangat akomodatif. Hal ini mengikuti nada yang relatif dovish dari Bank Sentral Eropa pada minggu sebelumnya," ujar dia dalam keterangan tertulis, Jakarta.

Baca Juga: