Sebagai daerah dengan tingkat penularan Covid- 19 tertinggi di Jawa Timur, sejak 28 April, Kota Surabaya bersama Kabupaten Sidoarjo dan Gresik telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya membendung penyebaran wabah berbahaya itu.

Genap seminggu setelah PSBB berlaku, berbagai macam bentuk sosialisasi, pembatasan dan penindakan telah digelar oleh tim gabungan terhadap masyarakat. Berikut penuturan Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Eddy Christijanto, terkait pelaksanaan dan evaluasi PSBB di Surabaya.

Secara umum, bagaimana pelaksanaan PSBB?

Evaluasi sampai hari keenam, aktivitas secara makro menurun. Bidang pendidikan clear tidak ada aktivitas, begitu juga dengan fasum (fasilitas umum) seperti taman-taman sudah kita tutup. Pada perkantoran, masih ada sektor bukan pengecualian yang buka, sudah kita tegur dan membuat pernyataan tertulis. Kita minta tutup dengan humanis.

Bidang keagamaan masih ada penyelenggaraan ibadah salat tarawih, sekitar 260 dari 2.504 masjid-musala yang ada di Surabaya. Ini yang masih menjadi kajian satgas keagamaan. Bidang transportasi bersifat makro, sudah bisa dikendalikan pada 17 titik perbatasan. Aktivitas lalu lintas kendaraan juga terjadi penurunan di lokasi posko check point. Tapi, masih banyak masyarakat di jalan yang tidak menggunakan masker seperti tukang becak. Bahkan, ada pengendara motor yang masih berboncengan, tidak pakai helm dan masker. Ini yang jadi perhatian untuk dilakukan penindakan

Seperti apa bentuk penindakannya?

Pelaksanaan PSBB dalam hari pertama sampai ketiga memang kita ke depankan untuk sosialisasi dan imbauan melalui teguran tertulis. Setelah hari ketiga, baru kita masuk dalam tahap penindakan tegas. Salah satunya adalah pembubaran atau lebih tepatnya penghentian pelanggaran pada warung kopi, kita hentikan pelanggaran makan dan minum di tempat, karena harus take away. Seperti juga di Soto Cak Har dan Hanamasa, orangnya kita minta pergi, dan kursi kita taruh di atas meja agar tidak ada kegiatan di situ. Kita juga melakukan penyemprotan di depan toko yang masih buka, supaya mereka paham tidak boleh jualan. Tapi, sejauh ini penindakan belum sampai tahap pencabutan izin, diutamakan sifatnya yang penghentian pelanggaran atau pembubaran.

Kendala PSBB secara umum?

Masih ditemukan warga yang tingkat kepatuhannya rendah, masih ada warga yang tidak takut korona. Ini menjadi salah satu PR kita untuk meyakinkan korona itu ada karena mereka merasa saya sehat saja.

Partisipasi masyarakat?

Cukup positif. Dari pantauan di kecamatan dan kelurahan, banyak warga yang berinisiatif mengatur jadwal ronda. Ini penting untuk antisipasi dampak ikutan krisis. Karena terhambatnya ekonomi mikro, dapat memengaruhi tingkat keamanan dan ketertiban. Sehingga upaya warga ini dapat memfilter kriminalitas dan orang yang tidak berkepentingan.

Pelaksanaan jam malam?

Kita sudah membuat himbauan pembatasan aktivitas pada malam hari agar siang hari diutamakan untuk kegiatan dan kecukupan kebutuhan sehari-har. Tadi malam teman-teman Polrestabes melakukan kegiatan operasi gabungan penindakan malam hari pada orang-orang yang masih nongkrong, itu adalah salah satunya. Nanti malam sampai besok, Satpol PP dan Linmas juga diminta membantu operasi (jam malam).

Kemungkinan PSBB diperpanjang?

Tolak ukur kita ada tiga. Pertama, Kepatuhan masyarakat terhadap PSBB. Kedua, menurunnya jumlah terkonfirmasi (positif ), ODP, dan PDP, dan ketiga adalah faktor ekonomi. Jadi nanti kita lihat, kalau tingkat kepatuhan masih berbanding lurus dengan jumlah penderita, masih tetap seperti ini akan kita evaluasi. Kalau tingkat kepatuhan tinggi, seharusnya jumlah penderita turun. Sekarang angkanya sudah mulai stagnan, harapan kita akan bisa turun.

Perkembangan soal klaster Sampoerna?

Kita menempatkan beberapa anggota di salah satu hotel yang ditunjuk sebagai tempat isolasi. Tujuannya untuk memantau betul apakah karyawan yang positif rapid test tersebut telah dilakukan isolasi di hotel. Anggota saya pantau di sana sampai karyawan masuk semua sejumlah 98, bukan 32 seperti data awal yang kami terima.selocahyo/P-4

Baca Juga: