Seorang pria melemparkan beberapa bom molotov ke markas besar partai berkuasa Jepang (LDP) di Tokyo pada hari Sabtu.

TOKYO - Seorang pria melemparkan beberapa bom molotov ke markas besar partai berkuasa Jepang di Tokyo pada hari Sabtu (19/10), demikian dilaporkan lembaga penyiaran publik NHK dan media Jepang lainnya. Tidak ada laporan korban luka.

Kepolisian Tokyo menolak berkomentar dengan alasan masalah masih dalam penyelidikan. Pria yang ditangkap di tempat kejadian, menabrakkan mobilnya ke pagar di dekatnya, demikian laporan media. Motif penyerangannya belum jelas.

Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa semakin tidak populer di kalangan masyarakat karena skandal uang yang membengkak yang melibatkan pendanaan yang meragukan dan dugaan penggelapan pajak.

Partai tersebut menolak berkomentar mengenai serangan hari Sabtu itu dan mengarahkan semua pertanyaan kepada polisi.

Pemungutan suara untuk majelis rendah Parlemen ditetapkan tanggal 27 Oktober. Beberapa politisi yang tercoreng nama baiknya kehilangan dukungan resmi dari partai yang berkuasa tetapi mencalonkan diri sebagai calon independen.

Partai tersebut baru-baru ini memilih pemimpin baru, Perdana MenteriShigeru Ishiba, dengan harapan dapat menampilkan citra baru. Namun jajak pendapat menunjukkan popularitasnya menurun, meskipun masih belum jelas apakah mereka akan kehilangan cengkeraman mayoritas di majelis rendah dalam pemilihan mendatang mengingat oposisi yang terpecah-pecah.

Beberapa kandidat pernah dicemooh, hal yang jarang terjadi dalam budaya Jepang.

Partai Demokrat Liberal telah memerintah Jepang hampir tanpa henti selama beberapa dekade terakhir. Mereka dianggap memimpin Jepang saat negara itu menjadi pusat kekuatan ekonomi setelah kehancuran akibat Perang Dunia II.

Perdana Menteri saat itu Shinzo Abe dibunuh pada tahun 2022 saat menyampaikan pidato untuk kandidat partai yang berkuasa selama pemilihan parlemen.

Pelaku menggunakan senjata api rakitan, dan mengatakan ia membenci Abe karena ibunya memberikan semua uang keluarga kepada Gereja Penyatuan. Ia melihat Abe berafiliasi dengan gereja itu. Hubungan semacam itu masih berlangsung dengan beberapa politisi partai yang berkuasa.

Baca Juga: