BEIJING - Meskipun kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah menunjukkan kemampuan yang melebihi manusia di berbagai bidang, namun kecerdasan buatan masih menghadapi keterbatasan yang signifikan dalam bidang matematika.

Selama babak penyisihan Kompetisi Matematika Global Alibaba 2024, 563 tim menggunakan AI untuk menjawab pertanyaan. Para pendukung AI sangat terkejut karena tidak ada tim yang tampil cukup baik untuk melaju ke final.

Dikutip dariThe Straits Times, selama babak penyisihan 48 jam, peserta AI dan manusia diberikan soal ujian yang sama, termasuk soal pilihan ganda, pemecahan masalah, dan pembuktian. Tim AI diminta untuk mengirimkan modelnya terlebih dahulu untuk mencegah kecurangan.

Menurut panitia penyelenggara kompetisi, skor rata-rata tim AI yang berpartisipasi adalah 18, setara dengan rata-rata skor peserta manusia. Namun skor tertinggi yang diraih AI hanya 34, tertinggal jauh dari skor tertinggi manusia yaitu 113.

Chen Tianchu, yang meneliti model besar di Laboratorium Arsitektur Komputer Universitas Zhejiang, mengatakan metode kerja LLM (model bahasa besar) saat ini masih memprediksi kata berikutnya dengan kecepatan tetap berdasarkan konteks dan memberikan hasil sekaligus.

Untuk tugas-tugas yang memerlukan percobaan berulang-ulang dan pemikiran yang cermat - seperti kompetisi matematika - LLM masih memiliki keterbatasan, menurut laporan media Tiongkok, The Economic Observer.

Sekitar setengah dari anggota tim AI lahir setelah tahun 2000 dan mewakili institusi seperti Universitas Peking, Universitas Tsinghua, Universitas Oxford, Amazon Web Services, dan ByteDance.

Beberapa di antaranya menyesuaikan model sumber terbuka yang besar, memungkinkan AI untuk maju dari matematika dasar ke matematika tingkat lanjut; beberapa agen AI yang dibuat, menggabungkan rekayasa cepat untuk mengakses model sumber tertutup seperti GPT-4, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis GPT-4.

Tu Jinhao dari SMA Jianping di Shanghai meraih nilai tertinggi di antara mereka yang menggunakan AI. Mengambil inspirasi dari konsep debat diri, Tu menerapkan beberapa model besar pada beberapa putaran "bertanya sendiri, menjawab sendiri, verifikasi diri" untuk mencari solusi optimal terhadap suatu masalah.

Tiga tim AI teratas memperoleh hadiah sebesar 10.000 dollar AS, 5.000 dollar AS, dan 2.000 dollar AS.

Menurut panitia penyelenggara, acara tahunan ini akan terus memungkinkan penggunaan AI untuk mendorong penelitian dan inovasi dalam penerapannya dalam matematika.

Yin Wotao, anggota komite, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Shanghai Securities News bahwa ini adalah upaya positif untuk menembus batas kemampuan AI dan menghadirkan lebih banyak kemungkinan.

Baca Juga: