JAKARTA - Pemerintah optimistis kinerja sektor manufaktur akan kembali tumbuh dalam beberapa waktu ke depan. Keyakinan itu didukung kembali menggeliatnya sektor tersebut pada Juli lalu meskipun masih berada pada zona kontraksi.

Kementerian Perindustrian mengungkapkan Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia merangkat naik pada Juli lalu menjadi 46,9 sejak merosot pada Maret 2020 hingga ke level 45,3 dari 51,9 pada bulan sebelumnya. Meski demikian, PMI tersebut dinilai belum ekspansif.

Dalam pembacaan indeks tersebut, PMI di atas angka 50 menunjukkan industri manufaktur ekspansif, sementara di bawah 50 mengindiklasikan sektor tersebut terkontraksi.

Meski demikian, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian optimistis PMI Manufaktur Indonesia meningkat hingga ke level 51,9 persen dalam beberapa waktu mendatang. Dengan catatan, permintaan dalam negeri terus digenjot.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, untuk mencapai tujuan tersebut hingga akhir tahun ini, diperlukan kerja ektra keras. Dia menyadari keberhasilan itu bergantung pada banyak hal, khususnya dari sisi permintaan atau demand side.

"Khususnya bagaimana kita bisa menyehatkan demand side kita sehingga penyerapan dari produksi manufaktur di Indonesia di berbagai macam sub sektor bisa terjadi. Jadi demand side menjadi hal penting," ujar Agus dalam diskusi virtual, Jakarta, Selasa (4/8).

Dia menambahkan, hingga saat ini pemerintah menyiapkan berbagai langkah strategis agar para pelaku industri manufaktur dapat mendatangkan bahan baku. Dari bahan baku ini, pihaknya bisa memproyeksikan bagaimana sektor industri manufaktur bisa tumbuh.

Ditopang Investasi

Agus meyakini proyek itu bisa terealisasi dengan ditopang oleh berbagai investasi industri yang sudah mulai tumbuh. Sebelumnya, nilai investasi industri pada semester satu tahun ini yang mengalami kenaikan sebesar 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni dari 104,6 triliun rupiah menjadi 129,6 triliun rupiah.

Selain itu, pada periode Januari-Juni tahun 2020, industri pengolahan nonmigas masih menjadi sektor yang memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional dengan capaian hingga 60,76 miliar dollar AS atau 79,52 persen sumbangan terhadap keseluruhan ekspor nasional sebesar 76,41 miliar dollar AS.

uyo/E-10

Baca Juga: