Direktur Utama (Dirut) Krakatau Steel Silmy Karim menyampaikan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk kembali cetak laba bersih. Adapun laba bersih yang berhasil diraih Krakatau Steel mencapai Rp508,74 miliar hingga bulan April 2022.

"Laba bersih Krakatau Steel hingga April 2022 meningkat 271,69 persen dibandingkan laba bersih Krakatau Steel hingga April 2021 yang sebesar Rp137,22 miliar. Ini adalah sinyal positif untuk kinerja Krakatau Steel ke depannya," kata Silmy saat temu media di Jakarta, dikutip Kamis (19/5).

Sementara itu, dari sisi pendapatan, hingga April 2022 Krakatau Steel juga mencatatkan peningkatan pendapatan menjadi sebesar Rp13,44 triliun. Jumlah tersebut meningkat 39,24 persen bila dibandingkan dari pendapatan Krakatau Steel di periode sama tahun lalu yang sebesar Rp9,65 triliun.

"Dengan tren kinerja yang terus meningkat sejak awal 2022 diproyeksikan pendapatan Krakatau Steel di 2022 yang sebesar Rp37,74 triliun dapat tercapai, sehingga kinerja Krakatau Steel di tahun 2022 menjadi lebih baik lagi dibandingkan dengan tahun 2021," tutur Silmy.

Silmy juga menambahkan, terdapat beberapa aksi korporasi Krakatau Steel pada 2022, salah satunya adalah penambahan penyertaan modal pada PT Krakatau Posco. Dengan demikian, saham Krakatau Steel di PT Krakatau Posco menjadi sebesar 50 persen dari semula hanya 30 persen.

Aksi korporasi ini merupakan bagian dari strategi Krakatau Steel dalam meningkatkan kemampuan agar mampu menghasilkan baja berkualitas premium untuk pasar ekspor.

Sedangkan untuk pasar domestik, Krakatau Steel Group akan meningkatkan volume pasok Hot Rolled Coil (HRC) sampai dengan 6,4 juta ton dan Cold Rolled Coil (CRC) menjadi 2,8 juta ton.

"Selain aksi korporasi tersebut, Krakatau Steel di tahun 2022 juga berencana melakukan pengurangan jumlah utang hingga 50 persen dari total utang pada MRA (Master Restructuring Agreement) di tahun 2020," ujar Silmy.

Adapun dana untuk membayar utang pada 2022 ini rencananya diperoleh dari beberapa sumber, seperti cash flow perusahaan, divestasi aset, right issue, dan masuknya investor strategis.

"Selain dari cashflow USD250 juta diharapkan juga dapat USD300 juta dari aksi korporasi, right issue USD200 juta," ucap Silmy.

Baca Juga: