AMMAN - Media resmi di Yordania pada Minggu (4/4) menuliskan peringatan bahwa aspek keamanan dan stabilitas di negaranya tak bisa diganggu gugat sehari setelah beberapa tokoh senior ditahan dan saudara tiri Raja Abdullah II dikenai tahanan rumah.

Peringatan itu diutarakan setelah beredar rekaman video secara daring yang memperlihatkan pengerahan polisi untuk melakukan penangkapan di daerah Dabouq dekat istana kerajaan di pinggiran Amman dan pernyataan dari mantan putra mahkota Pangeran Hamzah bin Hussein yang mengatakan dirinya telah dilarang meninggalkan kediamannya.

Dalam rekaman video yang dikatakan BBC diperoleh dari pihak pengacara mantan putra mahkota, Pangeran Hamzah mengatakan beberapa temannya telah ditangkap, perlindungan keamanan bagi dirinya telah dicabut dan saluran internet serta teleponnya telah diputus.

Pangeran Hamzah membantah dirinya telah jadi bagian dari konspirasi atau organisasi jahat, dan mengatakan bahwa kemajuan dari Kerajaan Hasyimiyah Yordania telah terhambat akibat korupsi, nepotisme, kesalahan pengelolaan pemerintahan, serta tidak ada yang diizinkan untuk mengkritik pihak berwenang.

"Keamanan dan stabilitas Yordania adalah hal yang tidak boleh diganggu gugat, dilanggar atau bahkan berupaya digoyahkan," tulis harian Al-Rai edisi Minggu.

Sementara kantor berita resmi Petra menulis bahwa mantan kepala pengadilan kerajaan bernama Bassem Awadallah dan sepupu jauh dari Raja Abdullah II yang bernama Hassan bin Zaid, ada di antara sejumlah tokoh yang ditangkap.

"Kedua tokoh itu ditahan karena alasan keamanan," tulis Petra yang mengutip keterangan dari narasumber keamanan.

Bantahan Militer

Pangeran Hamzah adalah putra tertua dari mendiang Raja Hussein dan istrinya yang berkebangsaan Amerika Serikat, Ratu Noor. Pangeran Hamzah diketahui memiliki hubungan baik dengan Raja Abdullah II yang adalah saudara tirinya, dan ia merupakan tokoh populer yang dekat dengan para pemimpin suku.

Pada 1999, Raja Abdullah II telah menunjuk pangeran Hamzah sebagai putra mahkota sesuai dengan wasiat dari mendiang Raja Hussein, akan tetapi pada 2004 Raja Abdullah II mencabut gelar itu dan memberikannya kepada putra tertuanya, Hussein.

Pihak militer Yordania pada Sabtu (3/4) membantah bahwa Pangeran Hamzah telah ditahan. "Pangeran hanya telah diminta untuk menghentikan beberapa kegiatan yang dapat digunakan untuk mengguncang stabilitas dan keamanan di Yordania," kata Kepala Staf Gabungan Mayor Jenderal Yousef Huneiti. AFP/I-1

Baca Juga: