Perseteruan antara Presiden Marcos Jr dengan mantan Presiden Duterte kian memanas dan yang terkini Duterte mengancam akan memisahkan wilayah asalnya, Mindanao, dari Republik Filipina.

MANILA - Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, kembali melancarkan kritiknya terhadap Presiden Ferdinand Marcos Jr, dengan mengatakan penggantinya ingin memperkuat kekuasaannya melampaui batas masa jabatan yang ada dalam konstitusi.

Dalam kritikan terbarunya, Duterte, 78 tahun itu, bahkan mengancam akan memisahkan wilayah asalnya, Mindanao, yang mencakup sepertiga kepulauan Filipina, dari wilayah lain di negara tersebut.

"Anggota DPR Pantaleon Alvarez telah memimpin langkah kemungkinan bagi upaya penandatanganan mengenai keinginan Mindanao untuk memisahkan diri dari Republik Filipina," kata Duterte pada Selasa (30/1) lalu.

"Ini bukan pemberontakan, bukan hasutan. Menurut saya, ada proses di hadapan (PBB) di mana Anda harus mengumpulkan tanda tangan (bagi pemisahan wilayah)," imbuh ayah dari Wakil Presiden Sara Duterte itu.

Keretakan dalam aliansi dua keluarga politik paling berpengaruh di Filipina yang memenangkan pemilu 2022 ini semakin terlihat selama sepekan terakhir, ketika Duterte dan penggantinya saling melontarkan tuduhan penggunaan narkoba, sementara seorang politisi putra bungsu Duterte menyerukan agar Marcos jr untuk mengundurkan diri.

"Ini adalah sebuah mekanisme untuk melanggengkan kekuasaan," kata Duterte tentang tindakannya untuk mengutak-atik peraturan negara seraya memperingatkan Marcos Jr bahwa jika ia terus memaksakan diri, ia akan digulingkan seperti ayahnya, diktator Ferdinand Marcos Sr, yang memerintah selama dua dekade dengan merevisi konstitusi.

Amandemen Konstitusi

Pembatasan masa jabatan pemimpin negara selama enam tahun untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan, ditetapkan dalam sebuah konstitusi baru oleh mantan Presiden Corazon Aquino setahun setelah diktator Ferdinand Marcos Sr digulingkan oleh pemberontakan rakyat setelah pembelotan militer pada 1986 .

Presiden-presiden lain setelah Aquino juga pernah melontarkan rencana untuk mengamandemen konstitusi, namun menarik kembali niatnya karena reaksi publik.

Sebelumnya pada Januari lalu, Marcos Jr mendukung langkah-langkah untuk mengamandemen Konstitusi 1987 dengan mengatakan bahwa konstitusi tersebut perlu ditulis ulang untuk menyesuaikan dengan keadaan dunia global yang baru.

Ancaman pemisahan diri Duterte muncul setelah Marcos Jr menyerukan persatuan pada 28 Januari.

Mindanao diketahui kaya akan sumber daya alam. Di pulau ini pernah berkobar gerakan separatis bersenjata komunis dan Muslim sejak era '70-an, namun tidak ada yang berhasil.

Sejauh ini di Mindanao hanya ada daerah otonom di bagian barat daya pulau tersebut. ST/Bloomberg/I-1

Baca Juga: