MANILA - Filipina berharap untuk mendapatkan misil canggih berkemampuan jarak menengah di masa depan dan ingin memanfaatkan sistem misil Typhon yang dikerahkan Amerika Serikat (AS) untuk digunakan pada latihan militer beberapa waktu lalu, tanpa berencana untuk segera mengembalikannya. Hal itu disampaikan oleh seorang petinggi keamanan Filipina pada Jumat (20/9).

Mengkonfirmasi laporan sebelumnya soal keberadaan sistem misil AS di Filipina, Penasihat Keamanan Nasional Eduardo Ano mengatakan bahwa tidak ada batas waktu yang ditetapkan untuk penarikan sistem misil jarak menengah AS dari negara tersebut, yang mana Tiongkok telah menuntut untuk ditarik dengan alasan risiko konfrontasi geopolitik.

Pada Kamis (19/9) lalu dilaporkan bahwa AS sedang menguji kelayakan penggunaan sistem misil dalam konflik regional dan belum memiliki rencana segera untuk menariknya kembali dari Filipina.

Misil itu dikirim ke Filipina utara pada April lalu sebagai bagian dari latihan militer gabungan kedua sekutu pertahanan, yang merupakan penempatan pertamanya di kawasan Indo-Pasifik, meskipun tidak ada misil yang diluncurkan selama latihan tersebut.

"Kami belum punya jadwal. Belum ada rencana untuk mengembalikannya," kata Ano kepada wartawan saat ditanya berapa lama sistem Typhon akan tetap berada di Filipina, seraya menambahkan bahwa panel yang terdiri dari pejabat kedua negara akan memutuskan masa depannya.

"Akan ada konsultasi, tetapi untuk saat ini kami memerlukan peluncur misil Typhon untuk pelatihan dan peningkatan kemampuan angkatan bersenjata kami," imbuh Ano.

Tak Ingin Didikte

Pengerahan Typhon, yang dapat dilengkapi dengan misil jelajah yang mampu menyerang target di Tiongkok, terjadi pada saat meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Manila atas wilayah yang disengketakan di Laut Tiongkok Selatan (LTS).

Beberapa bulan terakhir telah terjadi serangkaian konfrontasi laut dan udara di jalur perairan strategis tersebut, yang sebagian besar diklaim oleh Tiongkok sebagai wilayahnya.

Citra satelit yang diambil oleh perusahaan satelit komersial Planet Labs pada Rabu (18/9) menunjukkan sistem Typhon berada di Bandara Internasional Laoag di Provinsi Ilocos Norte, yang menghadap LTS dan dekat dengan Selat Taiwan.

Pada Kamis, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan bahwa pihaknya sangat prihatin dengan rencana untuk mempertahankan sistem misil tersebut di Filipina.

"Kita juga perlu tahu cara mengoperasikannya karena, di masa mendatang, ini adalah jenis alutsista yang ingin kita beli," kata Ano. "Tidak seorangpun dapat mendikte kami tentang apa yang harus dilakukan," imbuh Ano seraya menggarisbawahi komitmen Filipina terhadap aliansinya dengan AS.

"Kami tahu apa yang terbaik bagi negara kami, jadi mereka tidak bisa mendikte apapun (kepada) kami, khususnya mengenai penempatan sistem peluncur misil ini," tegas dia.ST/I-1

Baca Juga: