Cuka selalu hadir di setiap tips dalam membersihkan alat-alat rumah tangga. Apa sajakah manfaat cuka hingga bisa menjadi produk yang paling berguna di dapur Anda.

LONDON - Yang diperlukan hanyalah cuka putih, karet gelang, dan kantong plastik. Dalam waktu 25 menit, kerak kapur yang menempel di keran kamar mandi metalik menjadi sangat lunak, sehingga dapat dengan mudah dibersihkan dengan sikat gigi.

Tips ini merupakan bagian dari tren viral di media sosial dengan tagar #CleanTok - di mana orang-orang berbagi trik sederhana dengan hasil memuaskan, saat kotoran dengan mudah dihapus dan barang-barang Anda seperti disulap menjadi kembali cemerlang.

Namun meski ada ribuan produk pembersih komersial di luar sana, banyak pemengaruh di media sosial memilih menggunakan cuka. Dari membersihkan jendela hingga mencuci stroberi atau menyulap toilet kotor menjadi mengilap, sepertinya semua hal bisa dilakukan oleh bahan rumah tangga ini.

Cuka telah ditambahkan ke mesin pencuci piring, mesin cuci, dan bahkan digunakan oleh para ilmuwan untuk mendisinfeksi laboratorium. Tapi apa yang membuatnya begitu serbaguna?

Cuka dibuat melalui proses fermentasi dua langkah. Pertama, karbohidrat dalam bentuk apa pun dimasukkan ke sel ragi, yang mengubah gula menjadi alkohol dan karbon dioksida. Alkohol ini kemudian terpapar oksigen dan difermentasi lagi, kali ini dengan bakteri Acetobacter sebagai pengganti ragi, dan voila..., cairan alkohol diubah menjadi campuran air dan asam asetat.

Ini adalah fenomena sama yang menghasilkan rasa asam pada minuman anggur yang dibiarkan terbuka semalaman.

Dalam hal pembersihan, unsur dari cuka yang paling berguna bisa dibilang adalah keasamannya - cukup ringan untuk tidak merusak kain dan permukaan, tetapi cukup kuat untuk menghilangkan noda dan endapan yang membandel.

Bahan makanan rumah tangga ini dapat memiliki pH serendah 2,2 - sekitar 10 kali lebih asam dari rata-rata minuman ringan.

Tingkat keasaman cuka komersial cenderung berada di ujung bawah kisaran ini, sementara versi buatan sendiri memiliki pH sekitar 3.

Ketika cuka ditambahkan ke noda, terutama yang disebabkan oleh endapan mineral seperti limescale (penumpukan kapur yang sebagian besar terdiri dari kalsium karbonat), asam membantu memecahnya. Reaksi ini menghasilkan garam (kalsium asetat, yang mudah larut dalam air) dan karbon dioksida.

Keuntungan lain dari cuka adalah sifat antimikrobanya. Meski beberapa bakteri dapat bertahan hidup di lingkungan asam, kebanyakan bakteri sehari-hari sulit untuk hidup dan bereplikasi dalam kondisi ini.

Maka dari itulah muncul teknik pengawetan, metode kuno mengawetkan makanan dengan menciptakan lingkungan yang tidak ramah bakteri menggunakan garam dan cuka. Membersihkan dengan cuka memiliki logika yang sama, dan penelitian telah menemukan bahwa cuka dapat membunuh berbagai patogen, termasuk E. coli.

Produk ini terbukti efektif untuk berbagai penggunaan, mulai dari membersihkan gigi palsu hingga mendisinfeksi buah dan sayuran.

Kiat pembersihan populer lainnya adalah mengoleskan cuka ke permukaan yang perlu dibersihkan, lalu taburkan soda kue dan perhatikan saat berbusa - trik yang sama digunakan untuk membuat "lava" untuk proyek gunung berapi di sekolah. Dalam hal ini, reaksi kedua bahan itu menghasilkan gelembung air dan karbon dioksida, yang berinteraksi membantu memecah kotoran secara fisik.

Sebagai "basa", zat yang akan bereaksi dengan asam, soda kue juga berguna untuk menarik minyak dan noda ke dalam cairan pembersih - membuat molekul organik di dalamnya lebih larut dalam air.

Namun, ada satu situasi di mana cuka tidak boleh digunakan yakni pada jenis batu tertentu.

Menambahkan cuka ke lantai batu kapur, travertine atau onyx, worktop atau ubin akan mereplikasi reaksi soda kue - bebatuan mengandung kalsium karbonat, yang juga merupakan basa.

Saat asam asetat dalam cuka mulai bekerja, Anda akan mendapatkan permukaan bersih yang indah - tapi dengan lubang-lubang.

Namun cuka tidak disarankan untuk membersihkan bagian dalam barang elektronik karena merupakan cairan asam yang dapat menimbulkan korosi pada bagian logam.

Namun, bagian luar laptop dan peralatan komputer yang dicabut sambungannya dapat diseka dengan aman menggunakan campuran air suling dan cuka yang disemprotkan ke kain mikrofiber - semprotkan ke kain dan bukan benda listriknya, dan jangan pasang kembali atau nyalakan sampai olesannya mengering.

Bahkan layar sentuh laptop dan ponsel - biasanya tidak boleh memakai pembersih berbahan dasar alkohol yang lebih keras - dapat dibersihkan dengan cara ini.

Tetapi kotoran dalam cuka, yang sebagian besar terdiri dari air yang tidak disuling, dapat menimbulkan masalah jika digunakan pada papan sirkuit.

Namun, ada satu bidang di mana cuka adalah bahan pokok - perbaikan kamera film. Kamera yang disimpan dalam waktu lama dengan baterai sering mengalami kebocoran baterai yang dapat menghentikan kerja kamera.

"Cuka, ternyata, adalah solusinya," kata penjual kamera yang berbasis di Tokyo, Bellamy Hunt dari Japan Camera Hunter. "Anda tidak perlu banyak barang, hanya cotton bud dan sedikit kesabaran," kata dia. "Dan rasa takjub saat asam dengan lembut menghilangkan korosi, membuat ujung cotton bud Anda berwarna hijau kebiruan yang menandakan ilmu pengetahuan sedang beraksi. Untuk kompartemen baterai tidak ada alternatif yang lebih baik atau lebih murah. Kecuali tentu saja Anda memiliki pohon lemon di kebun Anda," tutur dia.

Pemilik servis kamera Australia, Brett Rogers, mengatakan cuka juga memiliki kegunaan lain. "Cuka bagus untuk menghilangkan bau dari peralatan yang benar-benar kotor, seperti perlengkapan di rumah perokok selama bertahun-tahun. Itu bisa menjijikkan. Biasanya saya membersihkan kotoran dan debu bagian luar dengan kain dan sedikit isopropil. Tapi jika ada sesuatu yang benar-benar kotor, maka saya menggunakan cuka. Saya juga telah menggunakannya pada beberapa lensa yang memiliki kabut parah. Ini bukan pilihan pertama saya. Tetapi jika saya menemukan lensa dengan kekotoran sangat buruk, tidak ada ruginya mencoba aseton atau cuka," ungkap dia.

Cuka adalah pembunuh jamur yang sangat efektif dan bagian dalam lensa kamera dapat dengan mudah terinfestasi jamur karena kondisi lembap; Rogers memperingatkan bahwa cuka yang diencerkan pun bisa terlalu keras untuk beberapa pelapis lensa, jadi ia cenderung menggunakannya pada optik yang lebih modern.

Asam asetat dalam cuka sendiri berbau sangat menyengat dan tidak disukai banyak orang. Ini adalah komponen umum dalam bau badan, misalnya.

Tapi sebagai asam ringan, ia juga akan mudah bereaksi dengan bahan kimia (basa) alkali yang berbau seperti amonia, yang menimbulkan bau kuat pada urin pekat, dan trimethylamine yang amis.

Beberapa pemengaruh merekomendasikan merebus sepanci cuka untuk membantu menghilangkan bau menyengat dengan mengubah asam asetat menjadi uap yang mungkin lebih mudah bereaksi dengan basa yang mudah menguap di ruangan.

Tapi uap asam asetat pekat juga bisa mengiritasi saluran udara dan mata. Lalu bau cuka juga akan tertinggal di seluruh rumah Anda.

Alternatifnya mungkin dengan membersihkan permukaan dengan cuka. Bau menyengat yang ditinggalkan ikan, misalnya, bisa dinetralkan dengan mencuci dengan asam ringan seperti cuka.

Cuka bereaksi dengan amina dalam minyak ikan dan membentuk garam yang tidak dapat terbawa udara dan mengganggu hidung.

Tapi jus lemon - yang mengandung asam sitrat alih-alih asam asetat - sering direkomendasikan sebagai alternatif yang lebih enak, terutama untuk menghilangkan bau ikan dari tangan.

Beberapa cuka - seperti cuka kayu, yang baunya jauh lebih menyengat daripada jenis malt dan anggur rumah tangga - bahkan terbukti efektif untuk menetralkan bau busuk dari kandang babi.

Jadi, cuka dapat digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga, meskipun ada beberapa situasi di mana sebaiknya memilih alternatif komersial. Dan apa pun yang Anda lakukan, jangan gunakan jenis balsamic - kecuali jika Anda ingin menghabiskan waktu berjam-jam untuk menghilangkan noda itu juga. BBC/I-1

Baca Juga: