JAKARTA - Bank Mandiri menggelontorkan dana pemerintah 10 triliun rupiah yang disalurkan untuk kredit padat karya dan ketahanan pangan. Pasalnya, kedua sektor ini menyerap banyak tenaga kerja.

"Kami perlu segera menggerakkan seluruh sektor usaha agar dampak pandemi Covid-19 tidak berlarut-larut dan ekonomi domestik segera bangkit," kata Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar di Jakarta, Rabu (8/7).

Bank BUMN ini siap menyalurkan kredit hingga tiga kali lipat dari 10 triliun rupiah dana pemerintah dengan rencana alokasi 20 triliun rupiah untuk segmen UMKM dan 10 triliun rupiah untuk segmen wholesale.

Dia menjelaskan penyaluran kredit khusus segmen UMKM akan diarahkan ke sektor produktif di antaranya pertanian, perkebunan, jasa dan perdagangan, industri pengolahan, pariwisata serta sektor lain yang memberikan dampak ketahanan pangan.

Sedangkan pada segmen wholesale, fokus penyaluran kredit diarahkan untuk sektor perkebunan, pertambangan dan energi, barang-barang kebutuhan konsumen (FMCG), kontraktor, BUMN Pupuk, transportasi serta logistik.

Bank pelat merah ini memanfaatkan dukungan teknologi informasi dalam proses bisnis, seperti penggunaan video call untuk membantu proses verifikasi permohonan kredit segmen wholesale dan UKM.

Digitalisasi Layanan


Selain itu, pihaknya memanfaatkan aplikasi untuk memangkas proses administrasi dalam pengajuan kredit mikro produktif agar persetujuan bisa diperoleh dalam 15 menit.

Sebagai bentuk mitigasi dalam penyaluran kredit dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ini, Bank Mandiri bekerja sama dengan Jamkrindo dan Askrindo untuk menjamin kredit modal kerja yang disalurkan kepada pelaku UMKM.

Selain optimalisasi dana PEN, pihaknya juga sudah merealisasikan restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 kepada lebih dari 500 ribu debitur ritel dan wholesale dengan nilai lebih dari 100 triliun rupiah hingga akhir Juni 2020.

Ant/E-10

Baca Juga: