Jakarta - PT Bank Mandiri Persero Tbk meraup laba bersih 9,5 triliun rupiah selama triwulan II-2017 atau tumbuh 33,7 persen dibandingkan periode sama tahun lalu atau year on year (yoy) berkat membaiknya pemulihan ekonomi domestik yang mendorong penyaluran kredit dan penurunan rasio kredit bermasalah.

"Laba didorong kredit yang tumbuh hingga 11,6 persen (yoy) menjadi 682 triliun rupiah," kata Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (19/7). Menurut Tiko, sapaan akrab Kartika, perekonomian domestik yang mulai pulih telah meningkatkan permintaan kredit sekaligus memperbaiki kemampuan bayar debitur.

Beberapa indikatornya adalah pertumbuhan ekonomi triwulan I 2017 yang sebesar 5,01 persen (yoy) dan inflasi tahunan hingga Juni yang 4,3 persen (yoy), dinilai cukup kondusif untuk mendorong kinerja perbankan. Meskipun demikian, Mandiri masih mengantisipasi kondisi permintaan kredit di semester II, sehingga target pertumbuhan kredit sebesar 11-13 peren (yoy) yang dicanangkan di awal tahun masih dipertahankan.

Pada triwulan II 2017, pertumbuhan kredit Mandiri sebesar 11,6 persen telah memacu pendapatan bunga bersih yang naik enam persen menjadi 25,7 triliun rupiah. Namun, marjin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) Mandiri turun menjadi 5,8 persen dari 6,2 persen karena turunnya suku bunga dana.

Selain pendapatan bunga bersih, Mandiri juga menikmati pendapatan berbasis komisi atau fee based income tumbuh 18,5 pesen secara yoy menjadi 10,9 triliun rupiah pada akhir Juni. Namun, meskipun rasio kredit bermasalah (NPL) Mandiri turun tipis menjadi 3,82 persen (gross) pada Juni 2017, perseroan masih hati-hati dalam menyalurkan kredit terutama untuk sektor logam, dan batu bara.

Ant/E-10

Baca Juga: