PETALING JAYA - Tragedi mengenaskan menimpa seorang turis India yang sedang berkunjung ke Kuala Lumpur, Malaysia. Ia terjatuh ke dalam lubang pembuangan yang tiba-tiba muncul di sepanjang Jalan Masjid India, Kuala Lumpur pada 23 Agustus lalu.
Vijayaletchumy (48) sedang berjalan di trotoar beton di luar Malayan Mansion ketika lubang pembuangan sedalam 8 meter tiba-tiba terbuka dan menelannya hidup-hidup.
Upaya pencarian dan penyelamatan telah dilakukan namun korban belum ditemukan. Sementara itu, seorang ahli air limbah khawatir korban tidak mungkin selamat dari aliran air berkecepatan tinggi di sepanjang saluran pembuangan.
Operasi pencarian selama sembilan hari akhirnya dihentikan berdasarkan evaluasi lokasi dan saran teknis dari para ahli, kata Dr Zaliha Mustafa, seorang menteri di Departemen Perdana Menteri (Wilayah Federal) Malaysia, seperti dikutip India Today.
"Setelah sembilan hari pencarian dan penyelamatan (SAR) dan pertimbangan dari Kabinet serta para ahli termasuk polisi, tim pencari, ahli geologi dan lainnya, kami memutuskan untuk menghentikan upaya pencarian hari ini," kata Mustafa kepada wartawan di lokasi lubang yang runtuh pada Minggu (1/9).
"Pada titik ini, kami juga harus mempertimbangkan keselamatan personel SAR yang terlibat karena kondisi SAR sangat menantang," katanya
Kementerian Sumber Asli dan Kelestarian Alam Malaysia dalam situsnya memaparkan penyebab munculnya lubang di jalanan di Kuala Lumpur. Menurut kementerian, amblesnya jalan disebabkan oleh erosi yang terjadi di bawah permukaan tanah, yakni ketika area bawah tanah tidak mampu lagi menampung beban permukaannya.
Fenomena ini biasanya terjadi di daerah yang permukaan batuannya terdiri dari batu kapur atau batuan karbonat bentuk lain, lapisan garam, dan bahan lain yang dapat larut secara alami oleh air tanah.
Ketika air yang mengalir perlahan-lahan mengikis fondasi bawah tanah dan membuat batuan dasar tidak stabil, gua-gua baru yang tersembunyi pun muncul. Hal ini menyebabkan permukaan runtuh dan menciptakan lubang runtuhan.
Dijelaskan, erosi bawah tanah dapat terjadi secara alami maupun akibat aktivitas manusia.
Pergerakan air adalah kekuatan alam yang ada di mana-mana di dunia kita. Hal ini tidak hanya membentuk lanskap yang terlihat oleh kita, seperti puncak karst dan tumpukan laut, namun juga menciptakan sungai dan gua bawah tanah yang tersembunyi.
Medan batu kapur sangat rentan terhadap erosi air. Curah hujan menyerap karbon dioksida dari tanah sebelum menyatu dengan air bawah tanah, menjadikannya sedikit asam.
Aliran air ini mengikis sub-medan batu kapur dan menciptakan jaringan rongga dan rongga. Negara bagian Florida di AS, yang wilayah geografisnya sebagian besar terdiri dari batu kapur, sangat rentan dengan hal ini.
Kecelakaan akibat lubang runtuhan juga disebabkan oleh urbanisasi yang pesat.
Misalnya, kekeringan dan pengambilan air tanah yang tinggi dapat mengurangi daya apung suatu wilayah dan memicu tenggelamnya wilayah bawah tanah ke dalam rongga. Demikian pula, perubahan komposisi air tanah karena masuknya atau dihilangkannya aliran air dapat membuang material lepas dan mengendapkan lubang runtuhan.
Pipa air bawah tanah yang rusak juga dapat menimbulkan lubang runtuhan perkotaan yang mematikan. Bahkan celah kecil di antara pipa-pipa ini mampu memasukkan sejumlah besar air ke dalam tanah di dekatnya, terlepas dan akhirnya menyebabkan permukaan bawah menjadi tidak stabil.
Meskipun terdapat pertumbuhan rongga di bawah tanah, tidak ada tanda-tanda ketidakstabilan yang terlihat jelas di atasnya.
Karena banyaknya pipa utilitas yang ditempatkan langsung di bawah tanah, pengerasan jalan dan jalan setapak sering kali berfungsi sebagai jembatan di atas lubang runtuhan, yang menyembunyikan lubang-lubang berbahaya di bawahnya.
Jika rongga tidak ditemukan dan diatasi tepat waktu, permukaannya kemungkinan besar akan runtuh dan menelan semua yang ada di atas permukaannya.
Deteksi Awal
Meskipun keberadaan lubang di bawah tanah biasanya tidak terlihat, beberapa tanda halus dapat mengisyaratkan kemungkinan amblesnya lapisan bawah tanah.
Retakan pada pondasi, ketidakmampuan menutup pintu dan jendela dengan benar, dan munculnya retakan tanah dalam pola melingkar merupakan tanda-tanda ketidakstabilan tanah yang mungkin menunjukkan potensi munculnya lubang pembuangan.
Sejak peristiwa tragis itu, pemerintah Malaysia telah menyarankan Balai Kota Kuala Lumpur (DBKL) dan seluruh perusahaan utilitas untuk melakukan pemetaan seluruh utilitas bawah tanah dalam upaya untuk memastikan keadaan medan di bawahnya sehingga insiden yang tidak diinginkan terjadi dapat dihindari.
Kecelakaan amblesnya permukaan tanah pernah terjadi di Guatemala 14 tahun lalu. Pada 30 Mei 2010, sebuah lubang pembuangan raksasa muncul tanpa peringatan di Guatemala City, ibu kota negara Amerika Tengah.
Rongga mengerikan berukuran lebar 20 meter dan kedalaman 90 meter, menelan sebuah pabrik tiga lantai dan penjaga keamanannya. Dilaporkan bahwa lubang runtuhan terjadi karena beberapa sebab.
Stabilitas bawah tanah di wilayah tersebut telah terganggu baik oleh penyebab alami berupa siklon tropis dan letusan gunung berapi, maupun akibat aktivitas manusia, yang timbul dari kebocoran pipa saluran pembuangan.