Malaysia berencana untuk melayangkan nota protes diplomatik ke Tiongkok setelah sejumlah pesawat militer Tiongkok melintas dekat wilayah Malaysia di perairan sengketa LTS pada awal pekan ini.

KUALA LUMPUR - Pemerintah Malaysia pada Rabu (2/6) menyatakan akan melayangkan nota protes diplomatik ke pemerintahan di Beijing setelah 16 pesawat militer Tiongkok nyaris memasuki wilayah udara maritim nasional Malaysia yang berada di atas perairan sengketa Laut Tiongkok Selatan dekat Negara Bagian Sarawak pada awal pekan ini.

"Pesawat-pesawat Tiongkok itu terbang dekat 60 mil laut dari Beting Patinggi Ali (Luconia Shoals) dimana wilayah perairan di sekitarnya juga diklaim kepemilikannya oleh Beijing," ungkap para pejabat di Malaysia.

Menanggapi aksi penerobosan itu, Angkatan Udara Diraja Malaysia (Royal Malaysian Air Force/RMAF) segera mengerahkan jet-jet tempurnya ke lepas pantai Negara Bagian Sarawak untuk mencegat pesawat-pesawat militer Tiongkok itu setelah rombongan pesawat Tiongkok itu tak mau berkomunikasi dengan pihak pengendali lalu lintas penerbangan lokal.

RMAF kemudian menyatakan pesawat-pesawat Tiongkok yang memasuki wilayah udara zona maritimnya adalah pesawat Ilyushin Il-76 buatan Russia dan kapal transport buatan Tiongkok Xian Y-20.

"Insiden yang terjadi pada Senin (31/5) itu merupakan sebuah ancaman bagi kedaulatan nasional dan keamanan penerbangan," demikian pernyataan dari kantor Kementerian Luar Negeri Malaysia.

"Atas dasar laporan yang kami terima dari RMAF, kementerian kami akan melayangkan nota diplomatik yang memprotes aksi penerobosan oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok," imbuh kantor Kementerian Luar Negeri Malaysia.

Kantor Kementerian Luar Negeri Malaysia juga menyatakan akan memanggil Duta Besar Tiongkok untuk Malaysia untuk mendapatkan penjelasan atas insiden itu.

"Sikap Malaysia amat jelas. Memiliki hubungan diplomatik yang bersahabat dengan negara mana pun bukan berarti bahwa kami akan membiarkan adanya bahaya bagi keamanan nasional kami. Malaysia tetap teguh dalam mempertahankan martabat dan kedaulatannya," kata Menteri Luar Negeri Hishammuddin Hussein dalam sebuah pernyataan.

Tanggapan Beijing

Menanggapi insiden itu, pihak Kedutaan Besar Tiongkok di Malaysia mengatakan bahwa pesawat-pesawat mereka sedang melakukan latihan penerbangan rutin dan latihan itu sama sekali tak melanggar hukum internasional.

"Menurut hukum internasional yang relevan, pesawat militer Tiongkok diperbolehkan melaksanakan kebebasan terbang di wilayah udara yang relevan," kata juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok.

Menurut analis keamanan maritim yang bermarkas di Singapura, Collin Koh, aksi pesawat-pesawat militer Tiongkok pada awal pekan ini merupakan sebuah intimidasi terhadap Malaysia saat Negeri Jiran menerapkan penguncian (lockdown) nasional terkait Covid-19.

"Aksi itu bukan semata hanya intimidasi secara terang-terangan terhadap Malaysia, tetapi juga sebuah aksi oportunistik," cuit Koh di media sosial.

Tanggapan juga dilontarkan oleh mantan petinggi AU Malaysia yang menyatakan aksi Beijing itu merupakan sebuah tes.

"Aksi Tiongkok itu sebenarnya merupakan ujian bagi RMAF dalam menanggapi terjadinya invasi," pungkas Abdul Rahmat Omar. AFP/VoA/I-1

Baca Juga: