Kritik atas kunjungan PM Kamboja ke Myanmar datang dari Malaysia dan Indonesia. Kedua negara mendesak Hun Sen agar berkonsultasi dengan negara Asean lain dan tetap konsisten dengan apa yang telah disepakati Asean.

KUALA LUMPUR - Malaysia dan Indonesia, dua negara pendiri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/Asean), pada Kamis (13/1) mengkritik perjalanan kontroversial Perdana Menteri Kamboja ke Myanmar yang dilanda konflik pekan lalu. Kritik itu merupakan yang pertama dilontarkan oleh negara-negara anggota Asean setelah perjalanan Hun Sen ke Naypyidaw pada 7-8 Januari lalu.

Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah, mengatakan Hun Sen seharusnya terlebih dahulu berkonsultasi dengan negara anggota Asean lainnya sebelum kunjungan itu. "Malaysia berpendapat bahwa (Hun Sen) berhak mengunjungi Myanmar sebagai kepala pemerintahan Kamboja," kata Menlu Saifuddin Abdullah kepada wartawan pada jamuan makan malam di Kuala Lumpur, ketika ditanya tentang kunjungan Hun Sen ke Myanmar.

"Kami merasa bahwa karena dia sudah menjabat sebagai ketua Asean dan dia mungkin bisa berkonsultasi, mungkin tidak dengan semua pemimpin Asean lainnya dan mencari tahu pandangan mereka tentang apa yang harus dia lakukan jika dia pergi ke Myanmar," imbuh Menlu Malaysia itu, mengacu pada peran Kamboja sebagai pemegang kepemimpinan bergilir Asean pada 2022.

Pada saat bersamaan, seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Indonesia mendesak agar Kamboja untuk tetap berpegang pada apa yang telah disepakati 10 anggota blok regional dalam pertemuan, termasuk konsensus lima poin, untuk menempatkan Myanmar di jalan menuju demokrasi.

"Posisi Indonesia dengan tegas menyatakan bahwa Myanmar hanya boleh diwakili oleh perwakilan non-politik dalam pertemuan Asean selama tidak ada kemajuan dalam pelaksanaan lima butir konsensus yang disepakati oleh pemimpin Asean tahun lalu," ucap Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika di Kementerian Luar Negeri Indonesia, Abdul Kadir Jailani.

"Kami berharap kepemimpinan Kamboja dapat secara konsisten mengimplementasikan apa yang telah disepakati dalam pertemuan Asean sebelumnya, implementasi konsensus lima poin, dan melakukan upaya untuk mencapai kemajuan yang signifikan. Itulah yang harus kita kerjakan bersama," imbuh dia.

Protes

Kritik dari Malaysia dan Indonesia itu dilontarkan sehari setelah Kamboja membatalkan pertemuan langsung para menteri luar negeri Asean di Siem Reap yang dijadwalkan pada 18-19 Januari, setelah para diplomat utama Asean mengemukakan alasan kesulitan perjalanan.

Namun menurut para analis, alasan itu diutarakan kemungkinan karena beberapa negara anggota Asean telah memutuskan untuk tidak menghadiri pertemuan tersebut sebagai protes atas langkah sepihak Hun Sen di Myanmar.

Hun Sen, bagaimanapun, setelah menjadi ketua Asean, segera mengatakan bahwa junta harus diwakili dalam pertemuan. Dia kemudian pergi ke Myanmar, bertemu dengan pemimpin junta dan tidak bertemu dengan pemimpin demokrasi di negara itu.

Pernyataan itu dilontarkan Hun Sen setelah sebelumnya ia mengatakan akan menempuh pendekatan yang berbeda dalam menyikapi konflik di Myanmar dan hal itu mengindikasikan bahwa Kamboja mungkin akan mengundang pemimpin junta Myanmar ke pertemuan Asean. AFP/RFA/I-1

Baca Juga: