LOMBOK TENGAH - Warga dari berbagai daerah turun ke Pantai Segerdi Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, untuk menangkap cacing laut dalam acara adatBau Nyalepada Senin (21/2) dini hari.

Bersama keluarga dan kerabat, warga mulai berdatangan ke Kawasan Ekonomi Khusus Mandalikamenggunakan sepeda motor atau mobil sejak Minggu malam (20/2).

Sebagian dari mereka mendirikan tenda di pinggir pantai dan Bukit Segeruntuk bermalam, menunggu cacing laut yang diyakini sebagai jelmaan putri raja dalamlegenda Putri Mandalikamuncul sekitar pukul 05.00 WITA, sebelum matahari terbit.

Hujan yang disertai petir dan angin tidak membuat mereka mengurungkan niatuntuk menunggu nyale,yang muncul setiap tanggal 20 bulan 10 dalam penanggalan Sasak.

Ketika cacing laut mulai muncul, warga berduyun-duyun turun ke laut sambil membawa peralatan berupa sorok, ember, dan lampu senter untuk menangkap cacing laut ataunyaledi sepanjang Pantai Seger.

Beberapa pemburunyaletidak lupa mengabadikan momen tersebut dengan mengambil foto danberswafoto menggunakan kamera maupun telepon genggam.

"Alhamdulillahnyalekeluar hari ini," kataIda Wahyuni, wargaPraya Barat yang datang ke Pantai Segerbersama keluarga untuk menangkapnyale.

"Tidak banyak, hanya sedikit, sama seperti hari Sabtu kemarin. Ada juga warga yang dapat banyak kalau dia mencari ke tengah laut," kata Hendri,warga PrayaBarat lain yang ikut berburunyale.

Setelah beberapa tahun, tradisiBau Nyalekembali digelar di Lombok Tengah. Waktu pelaksanaanBau Nyaleditetapkan dalam musyawarah para tokoh adat dan budaya setempat.

"PuncakBau Nyaleini ditentukan oleh tokoh budayawan sesuai dengan tanda alam maupun penanggalan Sasak," kata Bupati Lombok Tengah H Lalu Pathul Bahri.

Pemerintah kabupaten berharap pelaksanaan tradisi Suku Sasak tersebut bisa mendukung pemulihan kegiatan usaha di sektor pariwisata daerah, yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: