LVIV - Roket menghantam Kota Lviv, Ukraina pada Sabtu (26/3), menandai sebuah front baru dalam invasi Moskow ketika Presiden AS Jow Biden mengutuk kekuasaan Presiden Rusia Vladimir Putin dan mencoba memperkuat Eropa untuk pertempuran yang panjang ke depan.

Channel News Asia melaporkan, Minggu (27/3), pertempuran terus terjadi di beberapa wilayah Ukraina, memberikan sinyal tak akan ada perubahan setelah satu bulan perang di saat Biden mengataan pertempuran ini menjadi bagian dari perjuangan bersejarah untuk kebebasan demokrasi dalam pidatonya di Polandia.

"Demi Tuhan, orang ini tidak boleh terus berkuasa," kata Biden di Warsawa. Pejabat Gedung Putih menyebutkan Biden tidak menginginkan perubahan rezim namun, "Putin tidak bisa dibiarkan menggunakan kekuasaan atas negara tetangganya."

Kremlin membuyarkan pernyataan Biden dengan mengatakan "Bukan Biden yang memutuskan."

Menurut PBB, setelah lebih dari empat minggu pertempuran, Rusia telah gagal menduduki mayoritas kota di Ukraina. Konflik ini telah menewaskan ribuan orang, mengirim hampir 3,8 juta orang ke luar negara, dan memaksa setengah dari anak-anak Ukraina pergi meninggalkan rumah mereka.

Moskow memberikan sinyal pada Jumat (25/3), pihaknya sedang mengurangi ambisi militernya untuk fokus ke wilayah di timur Ukraina yang diklaim kelompok separatis dukungan Rusia .

Namun pada Sabtu (26/3), empat roket menghantam sebelah barat Kota Lviv, 60 km dari perbatasan Polandia. Serangan itu merupakan yang pertama kali sejak invasi Moskow. Kota sebelah barat Ukraina itu sejauh ini lolos dari pertempuran dan serangan bom berat yang telah menghancurkan kota-kota lain di dekat Rusia.

Gubernur kawasan Maksym Koztskyy mengatakan lima orang terluka dan warga diperintahkan untuk berlindung ke tempat aman setelah serangan pada hari itu. Reuters melihat asap hitam membubung dari sisi timur laut kota dan walikota Lviv mengatakan, sebuah fasiltas penyimpanan minyak terkena hantaman roket.

Situasi di sekeliling kota bagian selatan Mariupol masih genting, kata Wailikota Vadym Boichenko. Terjadi pertempuran di jalanan di pusat kota. Mariupol telah hancur lebur oleh tembakan tentara Rusia selama berminggu-minggu.

Di Forum Doha Qatar, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy membandingkan kehancuran Mariupol dengan kerusakan yang terjadi di kota Aleppo Suriah oleh tentara Suriah dan Rusia dalam perang sipil Suriah.

"Mereka menghancurkan pelabuhan kami," kata Zelenskyy, memperingatkan akan konsekuensi jika negaranya - salah satu penghasil gandum terbesar di dunia - tidak dapat mengekspor bahan pangan tersebut. "Ini akan menampar negara-negara di seluruh dunia."

Berbicara lewat video, Zelenskyy juga mendesak negara-negara produsen minyak untuk meningkatkan produksinya sehingga Rusia tidak dapat menggunakan minyak dan gasnya untuk "memeras" negara lain.

Zelenskyy dalam sambungan telepon dengan Presiden Polandia Andrzej Duda pada Sabtu juga mengekspresikan kekecewaannya bahwa pesawat tempur buatan Soviet di Eropa Timur belum dikirim ke Ukraina, kata Kantor Kepresidenan dalam sebuah pernyataan.

Washington menolak tawaran mengejutkan dari Polandia untuk mengirim jet tempur MiG-29 ke pangkalan militer AS di Jerman untuk menambah kekuatan Angkatan Udara Ukraina.

AS yang telah menjanjikan bantuan miliaran dana akan memberikan 100 juta dolar AS untuk bantuan keamanan sipil seperti komunikasi dan peralatan lapangan untuk polisi dan penjaga perbatasn Ukraina, kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Sabtu.

Baca Juga: