Para ilmuwan mengingatkan bahwa virus Zika sudah bermutasi dan menimbulkan varian terbaru. Hal ini dapat membuat virus mematikan tersebut bertransmisi lebih cepat.

Melansir dari BBC, hal tersebut disampaikan oleh ilmuwan dari Institut Imunologi La Jolla, Amerika Serikat (AS) dan diunggah dalam jurnal Cell Report. Pada pengamatannya, mereka menyebutkan Zika masih memberikan ancaman luas.

"Studi infeksi baru-baru ini menunjukkan varian tersebut mungkin terbukti efektif dalam menularkan virus, bahkan di negara-negara yang telah membangun kekebalan dari wabah Zika sebelumnya," ujar tim yang dikutip dari BBC Kamis (14/4/2022).

Dalam kesimpulan itu datang dari analisa dimana para peneliti menciptakan kembali apa yang terjadi ketika Zika berpindah-pindah antara nyamuk dan manusia. Mereka menggunakan sel dan tikus hidup dalam eksperimen ini.

Kemudian, Zika melewati sel nyamuk dan tikus di laboratorium, terlihat adanya perubahan genetik kecil. Hal tersebut berarti Zika relatif mudah bermutasi dengan cara yang memungkinkan virus berkembang dan menyebar, bahkan pada hewan yang sebelumnya memiliki kekebalan dari infeksi.

Prof Sujan Shresta, peneliti utama dalam penelitian tersebut, menyebutkan varian yang ditemukan dan ditelitinya itu telah berevolusi ke titik di mana kekebalan pelindung tak lagi efektif. Ia juga mengatakan ini dapat membuat ledakan baru jumlah infeksi Zika.

"Sayangnya bagi kami, jika varian ini menjadi lazim, kami mungkin memiliki masalah yang sama di kehidupan nyata," jelasnya.

Zika menyebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi. Serangga tersebut ditemukan di seluruh Amerika dan juga Asia.

Selain itu, bagi kebanyakan orang Zika merupakan penyakit ringan, tanpa efek jangka panjang, virus ini dapat memiliki konsekuensi yang sangat berbahaya bagi bayi dalam kandungan.

Perlu diketahui, seorang ibu tertular virus selama kehamilan, itu dapat membahayakan bayi yang sedang berkembang. Karena ini menyebabkan mikrosefali (kepala yang sangat kecil) dan jaringan otak yang rusak.

Baca Juga: