Aljazair akan menghadapi Senegal di final dan menjadi ulangan pertandingan penyisihan grup yang dimenangkan Aljazair.

KAIRO - Dua bintang Liga Inggris asal Afrika akan bentrok di final Piala Afrika saat Aljazair bertemu dengan Senegal. Penyerang Manchester City Riyad Mahrez asal Aljazair mencetak gol sesaat jelang laga untuk memastikan kemenangan 2-1 secara dramatis atas juara tiga kali Nigeria.

Sementara pada laga babak empat besar lain , Senin (15/7) dini hari WIB, Senegal yang diperkuat bintang Liverpool, Sadio Mane, menang 1-0 atas Tunisia.

Aljazair memimpin melalui gol bunuh diri pada babak pertama oleh William Troost-Ekong. Nigeria menyamakan kedudukan lewat penalti Odion Ighalo pada menit ke-72 yang diberikan setelah tinjauan VAR.

Pada injury time, Mahrez menjaringkan bola melalui tendangan terakhir pada pertandingan itu. Gol Mahrez tersebut mengirim tim beruluk "Desert Fox" (Rubah Gurun) ke final pertama mereka sejak mengangkat trofi untuk satu-satunya kesempatan di tahun 1990.

Aljazair akan menghadapi Senegal untuk memperebutkan gelar pada 19 Juli. Laga itu akan menjadi ulangan pertandingan penyisihan grup yang dimenangkan Aljazair dengan skor 1-0.

"Kami sangat senang berada di final Piala Afrika karena ini adalah sesuatu yang sangat istimewa," ujar Mahrez.

"Itu adalah tujuan kami untuk melakukannya bagi rakyat Aljazair dan keluarga kami. Kami tahu mereka ada di belakang kami selama ini. Ini adalah tujuan saya yang paling penting untuk impian tim nasional. Ya, itu adalah impian saya untuk memenangkannya dan mudah-mudahan kami akan mendapatkannya," sambungnya.

Pelatih Aljazair Djamel Belmadi mengatakan dia salut terhadap sikap dan kekuatan mental tim asuhannya. "Kami tahu bahwa itu akan menjadi pertandingan yang sulit karena kualitas lawan dan karena pertandingan yang sulit yang kami hadapi melawan Pantai Gading," ujar Belmadi.

"Para pemain tampil luar biasa di babak pertama. Kami pantas mencetak gol dan saya pikir kami bisa mencetak lebih banyak. Tetapi kemudian di babak kedua saya pikir kami mengalami momen sulit selama 15 menit di mana kami berada di bawah tekanan," sambungnya.

"Setelah kebobolan lewat penalti, saya pikir para pemain menunjukkan sikap dan kekuatan mental yang hebat untuk kembali dan berjuang sampai akhir dan mencetak gol," tandasnya.

Gol Bunuh Diri

Pada pertandingan lain, Senegal berhasil melaju ke final Piala Afrika untuk kedua kalinya setelah gol bunuh diri Dylan Bronn memberi mereka kemenangan 1-0 atas Tunisia. Saat injury time yang berlangsung hingga 11 menit, kiper Mouez Hassen mengambil tendangan bebas, bola melesat mengenai kepala Bronn dan mengarah ke gawang.

Tunisia berpikir mereka akan memiliki kesempatan untuk menyamakan kedudukan ketika Idrissa Gueye dilanggar di kotak penalti. Tapi wasit asal Ethiopia mengubah keputusan awalnya untuk memberikan penalti setelah menonton tayangan ulang di monitor VAR.

Senegal akan kehilangan pemain belakang Kalidou Koulibaly untuk final melawan Aljazair karena akumuasi kartu kuning. Itu adalah kartu kuning kedua pada fase knock out untuk bek tengah Napoli dan memicu penangguhan satu pertandingan secara otomatis.

Senegal terakhir melaju ke final 17 tahun lalu, ketika pelatih saat ini Aliou Cisse menjadi kapten tim yang dikalahkan melalui penalti oleh Kamerun di Mali.

"Saya mengucapkan selamat (Tunisia dan mantan pelatih Senegal) Alain Giresse karena dia meninggalkan saya tim yang bagus. Dia melakukan pekerjaan dengan baik di Senegal," ujar Cisse.

Legenda sepakbola Prancis Giresse mengatakan: "Kami setara dengan Senegal dan memiliki peluang, tetapi tidak tahu bagaimana mengubahnya menjadi gol."

"Saya mengidolakan Aliou Cisse. Dia akan menjadi pelatih yang akan melampaui apa yang dia capai sebagai pemain. Dia akan memenangkan Piala Afrika," sambungnya. ben/AFP/S-1

Baca Juga: