JAKARTA - Mahasiswa program pasca sarjana tidak wajib mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka. Meski begitu, program pasca sarjana juga bisa mengimplementasikan kebijakan tersebut.

"Program S2 dan S3 bisa melakukan kampus merdeka, tapi tidak diwajibkan," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Paristiyanti Nurwardani, dalam webinar di Jakarta, Kamis (3/9).

Paris mengungkapkan pengimplementasian kebijakan Kampus Merdeka di jenjang pasca sarjana salah satunya mengarahkan mahasiswa untuk lebih terjun ke masyarakat. Hal tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi serta menggerakkan masyarakat untuk menjadikan solusi nyata dan melakukan pergerakan.

"Contoh yang bisa dilakukan adalah melakukan pertemuan tatap muka satu semester untuk S2 dan S3. Setelah itu, semester lainnya bisa sambil penelitian boleh bisa proyek kemanusiaan diperkenankan," jelasnya.

Paris menjelaskan inovasi pembelajaran dalam Kampus Merdeka yaitu mengarahkan mahasiswa menjadi penggerak transformasi pendidikan. Hal tersebut didukung dengan relevansi kurikulum dengan dunia kerja sehingga mahasiswa maupun lulusan mempunyai implikasi untuk percepatan peningkatan ekonomi atau transformasi ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Selain itu, kata Paris, para dosen diminta menjadi dosen penggerak untuk mencari solusi berbagai masalah, baik pendidikan dan ekonomi. Adapun pengimplementasiannya harus disertai penanaman softskills critical thinking, collaboration, communication, creativity, citizenship/ culture, dancharacter education/ connectivity (6C) yang ditambah literasi data dan teknologi.

"Teman-teman di perguruan tinggi, termasuk program pasca sarjana bisa menjadi penggerak untuk transformasi pendidikan tinggi sekaligus menjadi inspirasi untuk transformasi pasca Covid-19," ucapnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam, menjelaskan pandemi ini merupakan tantangan yang luar biasa. Satu sisi merupakan bencana yang melanda, namun disisi lain justru produktivitas dan kreativitas perguruan tinggi meningkat.

Nizam turut menyampaikan semangat pada momentum ini perlu dijaga. Perguruan tinggi menjadi kunci dalam penggerak ekonomi.

"Perguruan tinggi sebagai pencetak sumber daya manusia yang unggul dan pengembangan teknologi tentu menjadi kunci penting untuk kembali mengembangkan ekonomi," katanya.

Nizam menjelaskan saat ini sedang dibuat platform inovasi perguruan tinggi dan dunia usaha atau industri yang disebut Kedai Reka (Kedaulatan Inovasi untuk Reka Cipta). Dalam hal ini, start up baru dari perguruan tinggi tentu sangat membutuhkan kehadiran upaya masyarakat, terutama dunia industri untuk saling memperkuat.

"Tinggal bagaimana kita menjahitnya menjadi kekuatan yang dahsyat untuk memulihkan ekonomi dan membangun kebangkitan ekonomi dan kedaulatan teknologi inovasi di dalam negeri," tandasnya. ruf/N-3

Baca Juga: