Abdul Kahar, meminta para mahasiswa untuk tidak menyia-nyiakan pelatihan. Hal tersebut penting agar para mahasiswa dapat menjadi pembelajar yang kreatif dan inovatif.

JAKARTA - Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Abdul Kahar, meminta para mahasiswa untuk tidak menyia-nyiakan pelatihan. Hal tersebut penting agar para mahasiswa dapat menjadi pembelajar yang kreatif dan inovatif.

"Nah, ini adalah peluang. Fungsi dan peran yang sangat dibutuhkan saat ini adalah bagaimana kita menjadi pembelajar yang kreatif dan inovatif," ujar Kahar saat pengukuhan mahasiswa penerima beasiswa Program TELADAN, di Jakarta, Selasa (6/2).

Dia mengatakan, bahwa ada 23 juta pekerjaan yang akan digantikan menjadi otomasi di tahun 2030 yaitu pekerjaan yang bersifat repetisi atau berulang. Di sisi lain, ada sekitar 27 sampai 46 juta peluang pekerjaan baru.

Kahar menambahkan, lebih dari 10 juta di antaranya adalah jenis pekerjaan baru. Menurutnya, hal tersebut harus direspons mahasiswa dengan mengikuti pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri.

"Sikap mahasiswa di era digital harus disikapi dengan baik. Paling tidak memiliki keahlian sesuai kebutuhan industri. Menguasai teknologi terkini. Paham potensi diri dan menjadi wirausahawan," katanya.

Sementara itu, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemendikbudristek, Sri Suning Kusumawardani, menyebut, tantangan pembelajaran hari ini adalah maraknya penggunaan kecerdasan buatan atau AI. Di sisi lain, mahasiswa juga mesti mampu menyiapkan diri menjadi pemimpin masa depan dalam rangka menyambut Indonesia Emas 2045.

Dia mengatakan, untuk mempersiapkan hal tersebut, mahasiswa tidak cukup hanya belajar melalui program studi, namun bisa didapatkan di luar. Salah satu yang bisa diikuti adalah program TELADAN.

"Kita memasuki era serba menggunakan kecerdasan digital atau AI. Karenanya harus siap belajar ilmu baru dan kemampuan baru. Kemampuan ini tidak hanya diperoleh melalui program studi, namun bisa didapatkan di luar, termasuk dalam Program TELADAN ini," katanya.

Head of Leadership Development and Scholarship, Tanoto Foundation, Michael Susanto, menerangkan, program TELADAN bertujuan untuk mencetak generasi pemimpin masa depan Indonesia yang memiliki sembilan karakter utama yaitu kompetensi, mampu membangun integritas, peduli sesama, inovatif, ketekunan dan daya juang (grit), jiwa pemberdaya, berwawasan internasional, motivasi kuat, serta sikap wirausaha. Tahun ini, Tanoto Foundation menerima 260 penerima baru beasiswa TELADAN angkatan 2024 yang berasal dari 10 universitas mitra Tanoto Foundation.

"Program TELADAN adalah bentuk komitmen kami untuk mencetak pemimpin masa depan Indonesia yang mampu menghadapi tantangan dan berkontribusi secara positif terhadap komunitas dan lingkungan. Beda dengan program beasiswa lain pada umumnya, program TELADAN dirancang untuk bisa mempersiapkan pemimpin masa depan dengan kemampuan soft skills," ucapnya. ruf/S-2

Baca Juga: