PARIS - Petahana Presiden Emmanuel Macron, dalam sesi debat pemilu pada Rabu (20/4), memperingatkan saingannya, Marine Le Pen, bahwa dia akan membawa Prancis ke ambang perang saudara jika memberlakukan larangan jilbab saat memenangi pemilu. Wacana larangan jilbab disuarakan Le Pen dalam setiap kampanyenya dan mendominasi dalam sesi debat ini.

"Bersama saya, tidak akan ada larangan jilbab, yarmulkes, dan simbol-simbol keagamaan lainnya," kata Macron dalam debat yang disiarkan secara luas di televisi jelang putaran kedua dan terakhir pemilu pada 24 April.

Le Pen menepisnya dengan berargumen bahwa dia bermaksud untuk membebaskan perempuan Muslim dari seragam yang dikenakan oleh "para Islamis" dengan melarang cadar di ruang publik. Macron menentang wacana itu dengan mengatakan hal itu tidak konstitusional dan akan menciptakan perang saudara.

Terkait peluang siapa yang bakal jadi pemimpin Prancis berikutnya, jajak pendapat Ipsos terbaru telah memperkirakan keunggulan Macron dengan 56 persen suara melawan 44 persen untuk Le Pen. SB/Anadolu/VoA/I-1

Baca Juga: