BRASILIA - Luiz Inacio Lula da Silva pada Minggu (1/1) dilantik sebagai Presiden Brasil untuk periode ketiga dalam sebuah upacara yang tidak dihadiri oleh presiden sebelumnya, Jair Bolsonaro yang menandakan perpecahan yang diwarisi politisi veteran sayap kiri itu.

Lula, 77 tahun, yang sebelumnya sempat memimpin Brasil dari tahun 2003 hingga 2010 itu, dilantik di hadapan Kongres dan berjanji akan menjaga, membela dan mematuhi konstitusi ketika ia kembali memimpin ekonomi terbesar Amerika latin itu, setelah pemilu yang memecah belah pada Oktober lalu.

Pelantikan Lula itu menggenapkan kebangkitan politiknya, yang kembali ke istana kepresidenan kurang dari lima tahun semenjak ia dipenjara akibat dakwaan korupsi yang kontroversial, yang kini tuntutannya telah dibatalkan.

Dalam pidato pelantikannya, Lula berjanji akan membangun kembali negara ini bersama rakyat. Ia juga berjanji akan memperbaiki kualitas hidup masyarakat miskin, memperjuangkan kesetaraan ras dan gender, serta mengupayakan nol-deforestasi hutan hujan Amazon.

Sepanjang upacara pelantikan yang dipenuhi kemegahan di Brasilia itu, pengamanan pun diperketat. Sekitar 8.000 aparat kepolisian diterjunkan, setelah seorang suporter Bolsonaro ditangkap pekan lalu karena menanamkan sebuah truk tanki berisi bahan peledak di dekat bandara ibu kota, dalam sebuah plot untuk memicu kekacauan di negara Amerika selatan itu.

Polisi mengaku telah menangkap seorang pria lainnya pada Minggu, yang mencoba memasuki area upacara pelantikan sambil membawa sebilah pisau dan kembang api.

Bolsonaro sendiri meninggalkan Brasil untuk terbang ke Florida pada Jumat (30/12), diduga untuk menghindari keharusan menyerahkan selempang presiden kepada musuh bebuyutannya, seperti diperintahkan tradisi.

Ini merupakan pertama kalinya semenjak akhir masa kediktatoran militer Brasil tahun 1965-1985, di mana presiden yang baru menjabat tidak akan menerima selempang kuning-hijau dari presiden terdahulu.

Ketidakhadiran Bolsonaro tidak menyurutkan semangat Lula dan puluhan ribu orang yang menghadiri upacara pada hari tahun baru itu dan konser perayaan besar-besaran yang menampilkan berbagai hiburan.

Ribuan pendukung Lula dari seantero negeri berbaris mengular untuk melewati pos pemeriksaan keamanan, sambil meneriakkan slogan pro-Lula.

"Saya sangat gembira," kata seorang pensiunan guru Zenia Maria Soares Pinto, 71 tahun, setelah ia menumpang bus selama 30 jam dari Negara Bagian Santa Catarina di selatan Brasil, hanya untuk bisa menyaksikan upacara pelantikan itu.

"Saya sangat mengagumi kerendahan hatinya, komitmennya untuk memastikan rakyat hidup bermartabat," tambah Pinto.

Setelah dilantik di hadapan Kongres, Lula menuju istana kepresidenan ultra-modern di ibu kota, Planalto. AFP/I-1

Baca Juga: