Presiden Brasil ke Tiongkok untuk memperkuat hubungan dan mencari dukungan untuk perdamaian di Ukraina.

BEIJING - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan, Sabtu (15/4), Amerika Serikat harus berhenti "mendorong perang" di Ukraina "dan mulai berbicara tentang perdamaian".

"Amerika Serikat perlu berhenti mendorong perang dan mulai berbicara tentang perdamaian, Uni Eropa perlu mulai berbicara tentang perdamaian," kata Lula kepada wartawan di Beijing pada akhir kunjungan ke Tiongkok di mana dia bertemu dengan Presiden Xi Jinping.

Dengan cara itu, masyarakat internasional akan dapat "meyakinkan" Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa "perdamaian adalah kepentingan seluruh dunia," katanya sebelum berangkat ke Uni Emirat Arab.

Kunjungan Lula ke Tiongkok, mitra dagang utama Brasil, difokuskan untuk memperkuat hubungan dan menyebarkan pesan bahwa "Brasil telah kembali" sebagai pemain kunci di panggung global.

Dia melakukan aksi penyeimbangan yang rumit karena dia juga mencari hubungan yang lebih dekat dengan Washington.Kunjungannya, yang mencakup agenda ekonomi di Shanghai dan agenda politik di Beijing, dilakukan setelah pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden pada Februari.

Tidak seperti kekuatan Barat, baik Tiongkok maupun Brasil tidak menjatuhkan sanksi terhadap Rusia setelah invasi Moskow ke Ukraina. Keduanya berusaha memposisikan diri sebagai mediator untuk mencapai perdamaian.

Sebelum kunjungan itu, Lula telah mengusulkan pembentukan kelompok negara untuk menengahi perang, dan ia mengatakan akan membahasnya di Beijing.

Ditanya tentang perkembangan inisiatif ini setelah bertemu Xi, Lula tidak menjelaskan secara detail.

"Penting untuk memiliki kesabaran" untuk berbicara dengan Putin dan Zelensky, katanya.

"Tapi yang terpenting, (kita) perlu meyakinkan negara-negara yang memasok senjata, mendorong perang, untuk berhenti".

Baca Juga: