NEW YORK - Lelang karya Pablo Picasso "Femme a la montre" dari tahun 1932 pada November mendatang, diperkirakan akan menghasilkan setidaknya 120 juta dolar AS, rumah lelang Sotheby's mengumumkan pada Rabu (13/9).

Lukisan yang menggambarkan nyonya Picasso mengenakan jam tangan itu akan dijual sebagai bagian dari lelang dua hari koleksi bergengsi mendiang warga New York Emily Fisher Landau.

Karya lain yang dijual termasuk karya Jasper Johns, Willem de Kooning, Mark Rothko, dan Andy Warhol.

Fisher Landau, anggota dewan lama Museum Seni Amerika Whitney di New York dan pelindung serta kolektor seni terkenal, meninggal dunia pada bulan Maret di usia 102 tahun.

Rumah lelang Sotheby's mengatakan dalam sebuah pernyataan, sekitar 120 koleksinya akan dijual dan "diperkirakan menghasilkan total lebih dari 400 juta dolar AS", lukisan "Femme a la montre" bagian yang signifikan.

Kepala Divisi Seni Impresionis dan Modern Sotheby, Julian Dawes menyebut lukisan Picasso sebagai "mahakarya dalam segala hal".

"(Lukisan) ini penuh dengan kegembiraan dan penuh gairah namun pada saat yang sama hal ini benar-benar dipertimbangkan dan diselesaikan," kata Dawes. Pembuatannya pada tahun 1932 adalah bagian dari "annus mirabilis" atau tahun keajaiban Picasso.

Tahun 1932 sangat penting dalam karya Picasso sehingga seluruh pameran didedikasikan untuknya pada 2018 di museum Tate Modern London.

Marie-Therese Walter (1909-1977) adalah "inspirasi emas" Picasso yang kemudian ditampilkan dalam "banyak potretnya yang paling berhasil", kata Sotheby's.

Pasangan Picasso-Walter bertemu di Paris pada 1927, ketika pria Spanyol itu masih menikah dengan penari balet Rusia-Ukraina Olga Khokhlova, dan saat Walter berusia 17 tahun.

Walter, yang putrinya bersama Picasso meninggal tahun lalu, juga ditampilkan dalam "Femme assise pres d'une fenetre (Marie-Therese)," yang terjual pada 2021 seharga 103,4 juta dolar AS oleh rumah lelang Christie's.

Lima puluh tahun setelah kematiannya pada 1973 di usia 91 tahun, Picasso tetap menjadi salah satu seniman paling berpengaruh di dunia modern, sering dipuji sebagai seorang jenius yang dinamis dan kreatif.

Namun setelah munculnya gerakan #Metoo, reputasi orang yang gila kerja dengan banyak karya berupa lukisan, sketsa, dan pahatan ini ternodai oleh tuduhan ia melakukan kekerasan terhadap wanita yang berbagi kehidupan dengannya dan menginspirasi karya seninya.

Baca Juga: