Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan berharap gelaran KTT G20 di Bali bisa mendamaikan negara yang tengah berkonflik, termasuk Rusia dan Ukraina.
"Karena nanti pemimpin-pemimpin dunia kumpul di sini dalam keadaan damai, Ukraina dengan Rusia bisa damai, Amerika dengan China bisa bertemu," kata Luhut, Rabu (26/10).
Luhut menuturkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memiliki peran dalam perdamaian keduanya, dengan menjembatani kedua belah pihak.
"Presiden Jokowi akan menjadi jembatan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan itu. Upaya itu tentu akan dilakukan dan dilakukan sedang, kita berdoa untuk itu semua," sambungnya.
Pasalnya, menurut Luhut berbagai pemimpin negara termasuk Jokowi tidak ingin ada masyarakat yang menderita akibat konflik berkepanjangan.
"Karena ujungnya-unjungnya adalah masalah kemanusiaan. Kita tidak ingin, atau Presiden (Jokowi) menyampaikan berkali-kali, kita tidak ingin masyarakat dunia menderita akibat dari pertikaian dari beberapa negara," ujar Luhut.
Walau begitu, luhut belum bisa memastikan apakah Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, serta Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang terseret dalam pusaran konflik akan hadir di puncak KTT G20.
Luhut pun meminta seluruh pihak untuk berdoa sehingga para pemimpin dunia, tanpa terkecuali, bisa menghadiri dan berdamai di Bali.
"Kita semua berdoa jadi tidak ada yang lebih kuat dari Tuhan. Jadi apapun yang kita lakukan untuk semuanya," ujarnya.
Sebagai lokasi perhelatan KTT G20, Luhut menilai Bali menyimpan aura perdamaian.
"Kita percaya Bali membawa aura perdamaian," tulisnya.
Luhut bersama Gubernur Bali Wayan Koster menghadiri doa bersama dalam rangka kesuksesan Presidensi G20 di Peninsula ITDC, Nusa Dua, Kabupaten Badung.
"Malam ini oleh Bapak Gubernur Koster dibuat acara doa bersama. Ada 1.200 pemangku yang hadir di sini dan ada 1.493 Desa Adat seluruh Bali, kira-kira yang hadir 150 ribu yang berdoa bersama malam ini untuk kesuksesan G20," tutur Luhut.
