YOGYAKARTA - Para mahasiswa UGM meneliti potensi jerami padi sebagai obat anti jamurpadarongga mulut. Mereka adalahAndini Safa Ramadhanty (Pendidikan Dokter Gigi), Rifqi Alim Dewanto (Pendidikan Dokter Gigi), Kurnia Salsabila Disyacitta (Farmasi), dan Eria Rosanti Nugrahening Hastami (Biologi).

Di bawah bimbingan Heriati Sitosari, keempatnya melakukan penelitian untuk menggali potensi ekstrak jerami padi sebagai obat antijamur.

Andini menjelaskan penelitian dilakukan sebagai upaya menemukan alternatif obat anti rongga mulut jamur berbahan alam yang minim efek samping. Mereka pun memanfaatkan jerami padi yang ketersediaannya cukup melimpah di tanah air namun belum dimanfaatkan secara optimal.

"Jerami padi biasanya digunakan untuk pakan ternak atau hanya dibuang dan dibakar begitu saja. Padahal, jerami padi memiliki kandungan zat aktif seperti fenol, flavonoid, dan tanin yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi obat antijamur pada kandidiasis oral," ungkapnyaSelasa (7/9).

Ia memaparkan kandidiasis oral merupakan penyakit infeksi jamur yang di rongga mulut biasanya disebabkan oleh jamurCandida albicans.Pengobatan penyakit ini biasanya menggunakan obat sintetis dengan harga yang relatif mahal danmemiliki banyak efek samping bagi penderita.

Bahkan dalam bebrapa waktu terakhirditemukan kejadian resistensi terhadap obat-obatan yang biasa dipakai karena penggunaan yang terlalu sering ataupun tanpa pengawasan dokter. Oleh sebab itu ia dan tim berupaya meneliti potensi jerami padi sebagai alternatif obat antijamur untuk kanadiasis oral.

Eria menyampaikan pembuatan obat anti jamur dilakukandengan mengekstrak jerami padi.Lalu, ekstrak jerami padidikeringkan dan digiling sampai menjadi serbuk. Sediaan tersebut kemudian direndam dalam larutan etanol selama 24 jam untuk mendapatkan ekstrak kental.

Selanjutnya dari ekstrak kental dilakukan berbagai uji sepertiuji daya hambat pertumbuhan dan pelekatanCandida albicans ATCC 10231pada permukaan gigi serta material yang biasa dipakai di bidang kedokteran gigi. Beberapa diantaranyaresin komposit, resin akrilik, dan semen ionomer kaca.

"Hasilnya semakin tinggi konsentrasi ekstrak jerami padi, semakin signifikan penghambatan pertumbuhan dan pelekatan jamurCandida albicans," jelasnya.

Hal tersebut menunjukkan kandungan fenol, flavonoid, dan tanindari ekstrak jerami padi memiliki potensi antijamur. Hasil dari doking molekuler menunjukkan bahwa molekul 14-α-demethylase atau yang juga dikenal sebagai 5TZ1 dariC. albicansdapat berinteraksi dengan ligan dari berbagai senyawa fenol, flavonoid, dan tanin yang ada pada ekstrak jerami padi.

"Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut dan dapat menghasilkan alternatif obat antijamur untuk kandidiasis oral," pungkasnya.

Baca Juga: