MEDAN - Irjen Polisi Dadang Hartanto SIK M.Si dikukuhkan sebagai guru besar (profesor) bidang Ilmu Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) lewat sidang senat terbuka yang dipimpin oleh Rektor UMSU, Prof. Dr. Agussani MAP, Sabtu (27/5).

Dengan pengukuhan ini, maka Irjen Pol Dadang Hartanto menjadikan dirinya sebagai guru besar ke-12 UMSU sekaligus guru besar ke-241 Muhammadiyah.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir memuji capaian Dadang Hartanto. Selain melalui proses panjang, capaian Dadang menggambarkan etos seorang pembelajar sejati.

"Selain menjadi dosen (di UMSU) bersama istri, juga memiliki etos akademik yang luar biasa di tengah tugas utama sebagai abdi negara di Kepolisian. Beliau tetepa memiliki semangat untuk tetap menjadi pembelajar sampai meraih kepangkatan akademik tertinggi, yaitu guru besar atau profesor di usia yang masih muda," ungkapnya.

Dikukuhkannya Dadang Hartanto kata dia juga menunjukkan komitmen Persyarikatan Muhammadiyah dalam mengakselerasi pendidikan unggul di Indonesia.

"Kami punya 173 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah (PTMA) serta 1 perguruan tinggi Muhammadiyah di Malaysia. Sampai awal 2023, jumlah dosen (Muhammadiyah) 21.021, lalu ada 2.889 doktor, dan 241 guru besar. Tentu masih kurang dari 241 guru besar itu, maka ada program akselerasi yang tersistem agar kita bisa mengimbangi keperluan dari 173 PTMA," urainya.

Meski Muhammadiyah telah memiliki 121 rumah sakit, 436 balai kesehatan dan klinik, serta ribuan lembaga pemberdayaan hingga puluhan ribu sekolah, tapi kata dia Muhammadiyah merasa kurang berbuat memajukan Indonesia.

"InsyaAllah Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan dan kemasyarakatan yang berusia 106 tahun, juga 'Aisyiyah berkomitmen memajukan bangsa ini," kata Haedar.

Karenanya, Haedar juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan seluruh elemen untuk mengakselerasi kerja mengakselerasi kemajuan bangsa.

"Kalau kita, seluruh komponen masyarakat dan kekuatan-kekuatan masyarakat bersama pemerintah termasuk Polri, TNI membangun kolaborasi dan kerja sama dalam spirit Bhinneka Tunggal Ika dan pesatuan bangsa, kita akan menjadi kekuatan besar selain untuk menyelesaikan persoalan-perosalan bangsa seperti korupsi, kesenjangan sosial, pengelolaana SDM, dan lainnya. Kalau kita sanggah bersama itu akan menjadi lebih ringan," kata Haedar.

"Maka kerja-kerja strategis ini tidak mudah, dan perlu topangan kuat. Nah di situlah letak lembaga pendidikan termasuk UMSU. Maka dengan kehadiran para guru besar, doktor, dan dosen-dosen yang insyaAllah makin ke sini makin relatif dapat dukungan untuk proses kesejahteraan yang lebih baik, bersamaan dengan itu pengkhidmatannya untuk memajukan bangsa menjadi tuntuan yang lebih niscaya lagi," pungkasnya.

Baca Juga: