JAKARTA - Wakil Ketua MPR dari Fraksi Demokrat, Syarief Hasan, mendorong pemerintah untuk meningkatkan kesiapsiagaan di Laut Natuna Utara, menyusul memanasnya situasi terkait Laut Tiongkok Selatan (LTS).

"Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus terhadap Natuna Utara," kata Syarief Hasan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (3/8).

Konflik LTS diakibatkan oleh perseteruan antara dua negara besar yakni Tiongkok dan Amerika Serikat (AS). Tiongkok yang membuat klaim sepihak terhadap LTS berdasarkannine dash linemenyebabkan AS turut ikut campur.

Menurut Syarief seperti dkutip dari Antara, kondisi ini juga mungkin berpotensi menjadi perang terbuka di Perairan Tiongkok Selatan.

Menurut Syarief, militer di Natuna Utara secara khusus dan Indonesia secara umum harus ditingkatkan untuk mempertahankan wilayah Indonesia jika ada gangguan atau melewati atau masuk wilayah Indonesia saat sewaktu-waktu terjadi perang terbuka.

"Indonesia tidak menginginkan terjadi adanya perang terbuka di LTS karena seluruh negara Asia Tenggara akan merasakan dampaknya, termasuk Indonesia. Untuk itu perlu perhatian khusus dalam membangun kekuatan militer untuk meminimalisir bahkan mencegah terjadi perang terbuka," ujar Syarief Hasan.

Dia mengatakan potensi perang terbuka memang semakin terlihat ketika AS mengirim dua kapal induknya, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan ke LTS untuk menjalani latihan tempur. Tak cuma dua kapal induk, Angkatan Laut AS juga mengerahkan dua kapal penjelajah dan dua kapal perusak dalam latihan yang digelar pada 23 Juli 2020.

Dia mengatakan Tiongkok juga melakukan latihan militer dua hari setelah latihan gabungan AS, Australia, dan Jepang selesai digelar. Tiongkok yang sejak awal membangun pangkalan militer di pulau buatan di LTS mengirimkan dua pesawat pembomnya untuk menggertak AS dan Australia di LTS. mar/N-3

Baca Juga: