Sampai saat ini pihaknya telah menyensor sebanyak 41.000 tayangan film. Hal ini dalam rangka edukasi masyarakat, terutama para pembuat film.

JAKARTA - Wakil Ketua Lembaga Sensor Film (LSF), Ervan Ismail, mengatakan sampai saat ini pihaknya telah menyensor sebanyak 41.000 tayangan film. Hal ini dalam rangka edukasi masyarakat, terutama para pembuat film.

"Hingga saat ini sudah 41 ribu tayangan yang disensor LSF baik tayangan bioskop, TV, maupun jaringan informatika," ujar Ervan, dalam konferensi persi, di Jakarta, Rabu (5/6).

Dia menjelaskan, bahwa dalam melakukan penyensoran, LSF mengutamakan dialog dengan berbagai pihak terkait mulai dari produser, LSM, tim produksi film, dan lain-lain. Dengan demikian, hasil sensor yang diputuskan juga berimbang.

Ervan menambahkan, dalam menjalankan peran edukasi kepada penonton dan film maker, pihaknya juga merangkul banyak stakeholder. Tujuannya agar penonton yang bisa memilih tontonan sesuai usianya.

"Selain itu, dengan pembuat film kami mengkaji regulasi perfilman yang sesuai dengan perkembangan zaman serta mendorong pembuatan film yang mengangkat pemajuan potensi ragam kekayaan Indonesia," katanya.

Laporan Kinerja

Sementara itu, Ketua LSF, Rommy Fibri Hardiyanto, mengatakanbahwa dalam memenuhi tuntutan Keterbukaan Informasi Publik, salah satu wujud nyatanya adalah LSF melaporkan kinerja dan program yang sudah dijalankan selama periode Tahun 2023. Laporan tersebut disampaikan kepada publik dan DPR yang mengawasi dan bekerja sama.

"Kami komunikasikan dan publikasikan secara terbuka setiap tahun kepada masyarakat," tuturnya.

Dia menuturkan, masyarakat dapat mengakses informasi lebih lanjut tentang Laporan Kinerja LSF Tahun 2023 melalui laman https://lsf.go.id. Pihaknya akan senantiasa terbuka menerima masukan atau input dalam pengembangan program Lembaga Sensor Film ke depannya.

"Selain itu, diharapkan masyarakat juga dapat memberikan umpan balik atas pelaporan yang telah disampaikan melalui kanal-kanal atau saluran yang sudah disediakan oleh LSF," jelasnya.

LSF periode 2020-2024 telah menyosialisasikan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri (GN BSM) ke 23 lokasi sepanjang 2023, dengan target audiens sekitar 5.000 orang tergabung dalam komunitas Sahabat Sensor Mandiri.

Adapun 23 lokasi pelaksanaan sosialisasi yakni Palu, Mamuju, Bandung, Labuan Bajo, Surabaya, Merauke, Batusangkar, Samarinda, Ternate, Yogyakarta, Banda Aceh, Kebumen, Ambon, Medan, Badung, Banjarmasin, Batam, Jakarta (dua lokasi), Depok, Tangerang, Lebak, dan Surakarta.

"Semua itu dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas literasi menonton masyarakat. Karena masih ada 26 persen masyarakat yang beranggapan bahwa film yang dinikmati itu adalah bagian dari kenyataan, bagian dari faktual, sehingga masih ada yang percaya film sebesar 26 persen," katanya.ruf/S-2

Baca Juga: