JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menargetkan hingga akhir 2017 penyaluran pembiayaan mencapai 105 triliun rupiah. Jumlah pembiayaan tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu sebesar 98,6 triliun rupiah.

Plt Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, Susiwijono Moegiarso mengatakan untuk pembiayaan Usaha Kecil Menengah Ekspor (UKME) tahun ini diharapkan meningkat 50 persen. Sementara itu, untuk penjaminan diharapkan meningkat menjadi 10 triliun rupiah, dibandingkan pada 2016 sebesar 8,4 triliun rupiah, sedangkan asuransi diharapkan mencapai 11-12 triliun rupiah, meningkat dari tahun lalu sebesar 9,9 triliun rupiah.

"Kami optimis target bisa tercapai pada tahun ini terkait membaiknya kondisi ekspor nasional. Apalagi dari kuartal IV-2016 berlanjut ke kuartal I dan II pada 2017, eskpor naik signifikan," ungkap dia di Jakarta, Kamis (3/8). Pada tahun ini Indonesia Eximbank menargetkan total aset sebesar 115 triliun rupiah.

Hingga Juni 2017, total aset mencapai 108,38 triliun rupiah dengan komposisi aktivitas pembiayaan paling dominan mencapai 96,82 triliun rupiah. Pembiayaan UKME dibukukan 11,12 triliun rupiah atau 11,5 persen dari total pembiayaan. Direktur Pelaksana II Indonesia Eximbank, Indra Wijaya Supriadi menurutkan untuk pembiayaan UKME pada tahun ini diharapkan 14,8-15 triliun rupiah meningkat dari posisi Desember 2016 yang ditutup di angka 10,5 triliun rupiah.

Dengan begitu pembiayaan UKME tumbuh sekitar 40 persen, meskipun sesuai mandat diharapkan tumbuh 50 persen sebab peningkatan tersebut harus beriringan dengan pembiayaan korporasi ekspor. "Jadi minimum 5 persen dari total pembiayaan baru harus ke UKME.

Itu sebabnya pertumbuhan kita didorong agar sangat fantastik 40-50 persen, karena nasabah korporasi nilainya cukup besar ratusan miliar rupiah bahkan bisa sampai 1 triliun rupiah. Sedangkan kami harus mengejar 5 persen dari situ maka harus mencari jumlah nasabah yang banyak," jelas Indra. Indra menjelaskan, pihaknya saat ini tengah melakukan upaya penambahan jumlah UKME yang skalanya sedikit lebih besar.

Sebab UKME seperti di Vietnam, Thailand dan Filipina secara ukuran (size) relatif lebih besar. Untuk itu, apabila domestik tidak memberikan pembiayaan yang lebih besar maka akan kalah bersaing dengan negara tetangga.

yni/AR-2

Baca Juga: