Polri menyiapkan langkah-langkah antisipasi terjadinya lonjakan pergerakan masyarakat yang diprediksi mencapai 107,63 juta atau 43 persen dari total populasi nasional saat libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
JAKARTA - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengantisipasi terjadinya lonjakan pergerakan dan mobilitas masyarakat saat libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 yang diprediksi meningkat 39,83 persen dibanding tahun sebelumnya.
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menyampaikan langkah antisipasi yang dilakukan sama seperti saat pengamanan arus mudik dan arus balik Idul Fitri 2023. "Kami pernah punya pengalaman khususnya terkait dengan jalur mudik maupun jalur balik dalam mengelola saat Idul Fitri sehingga tentunya pengalaman ini akan kami terapkan pada libur Natal dan tahun baru," katanya di Jakarta, Kamis (7/12).
Jenderal polisi bintang empat itu menjelaskan dalam pengelolaan dan rekayasa jalur transportasi darat disiapkan sejumlah mekanisme, seperti menggunakan jalur normal, contral flow (lawan arus) atau pola sistem satu arah (one way).
"Termasuk juga pengaturan delaying system (di pelabuhan) sehingga tidak terjadi penumpukan yang terlalu berlebihan. Jika masyarakat terpaksa menunggu karena ada delaying system akan disiapkan rest area yang kemungkinan membuat masyarakat bisa nyaman sambil menunggu," kata Sigit.
Capai 107,63 Juta Orang
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan hasil survei yang dilakukan instansinya bersama lembaga terakreditasi memprediksi terjadi lonjakan pergerakan masyarakat pada libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Hasil survei memprediksi pergerakan masyarakat pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2024 mencapai 107,63 juta atau 43 persen dari total populasi nasional.
Sementara pada tahun Natal dan tahun baru tahun lalu diprediksi yang melakukan pergerakan 44,17 juta orang. "Bahwa riset ini dilakukan oleh kami dan beberapa lembaga yang kredibel sehingga menghasilkan satu survei yang naik 43 persen dari tahun yang lalu, yaitu juta masyarakat," katanya.
Hasil survei itu, kata dia, alasan masyarakat bepergian pada musim libur Natal dan tahun baru yang tertinggi ialah liburan ke lokasi wisata 45,29 persen, kemudian libur pulang kampung (30,15 persen) dan merayakan Natal Tahun Baru di kampung halaman (18,98 persen).
"Beberapa data-data yang mungkin perlu kami lakukan secara cermat adalah kepergian pemudik ini adalah untuk liburan jadi 45 persen," ujarnya.
Beberapa daerah yang menjadi destinasi wisata pada musim libur Natal dan Tahun Baru 2024, yakni Yogyakarta, Bali, juga Batam serta Indonesia bagian timur.
Dengan adanya konsentrasi liburan ke wilayah Yogyakarta maka perlu diantisipasi pergerakan jalur darat yang mungkin banyak dilalui oleh masyarakat. "Nah kalo darat, kami memang cukup mempunyai suatu pengalaman untuk manajemen arus lalu lintas dan contraflow dan sebagainya tetapi. Tahun ini mungkin yang akan harus menjadi perhatian khusus adalah dari Ketapang ke Gilimanuk di situ akan terjadi satu lonjakan yang besar," ujar Budi.
Untuk mengantisipasi itu, Budi pun meminta kepada pemangku kepentingan terkait untuk memberikan dukungan, termasuk jajaran polda untuk memberikan atensi di tempat-tempat yang diprediksi tadi.
Selain itu, pihaknya juga mengantisipasi pergerakan masyarakat saat Natal dan Tahun Baru di kawasan Indonesia Timur. Karena, pengalaman tahun lalu terjadi lonjakan penumpang yang tidak terkendali.
Kesiapan lainnya, yakni untuk penerbangan agar dilakukan pengecekan berkala sehingga meminimalisasi kendala saat arus pergerakan masyarakat meningkat.